Berikut analisis lengkap hasil ujian kenaikan jabatan 160 karyawan PT XYZ. Data menunjukkan distribusi nilai ujian dalam rentang 41-100. Analisis ini akan mencakup perhitungan dan interpretasi ukuran pemusatan data, yaitu mean, median, dan modus.
Data mentah menunjukkan persebaran nilai sebagai berikut: 41-50 (10 karyawan), 51-60 (15 karyawan), 61-70 (31 karyawan), 71-80 (53 karyawan), 81-90 (35 karyawan), dan 91-100 (16 karyawan). Data ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang perlu dilengkapi untuk memudahkan perhitungan statistik deskriptif.
Tabel Distribusi Frekuensi Lengkap
Untuk menghitung mean, median dan modus, kita perlu menambahkan kolom ‘Nilai Tengah’ pada tabel distribusi frekuensi. Nilai tengah dihitung sebagai rata-rata dari batas bawah dan batas atas setiap interval. Sebagai contoh, nilai tengah interval 41-50 adalah (41+50)/2 = 45.5.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berikut tabel distribusi frekuensi lengkap yang telah dilengkapi dengan kolom nilai tengah:
Nilai | Jumlah Karyawan | Nilai Tengah
——- | ——– | ——–
41–50 | 10 | 45.5
51–60 | 15 | 55.5
61–70 | 31 | 65.5
71–80 | 53 | 75.5
81–90 | 35 | 85.5
91–100 | 16 | 95.5
Perhitungan Ukuran Pemusatan
1. Mean (Rata-rata)
Mean dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian setiap nilai tengah dengan frekuensinya, kemudian dibagi dengan jumlah total karyawan (160). Rumusnya adalah:
Mean = Σ(fi * xi) / n
dimana fi adalah frekuensi kelas ke-i, xi adalah nilai tengah kelas ke-i, dan n adalah jumlah total karyawan. Setelah melakukan perhitungan berdasarkan tabel di atas, diperoleh mean sebesar 74. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata nilai ujian kenaikan jabatan karyawan PT XYZ adalah 74.
2. Median
Median adalah nilai tengah dari data setelah diurutkan. Karena data kita berkelompok, kita perlu menentukan kelas median terlebih dahulu. Posisi median adalah n/2 = 160/2 = 80. Kelas median adalah kelas yang frekuensi kumulatifnya pertama kali mencapai atau melebihi 80. Dalam kasus ini, kelas median adalah 71-80.
Rumus median data berkelompok adalah:
Median = L + (((n/2) – F) / f) * c
dimana L adalah batas bawah kelas median, F adalah frekuensi kumulatif sebelum kelas median, f adalah frekuensi kelas median, dan c adalah lebar kelas interval. Setelah melakukan perhitungan, diperoleh median sebesar 75.03. Ini berarti separuh karyawan memiliki nilai ujian di bawah 75.03 dan separuh lainnya di atasnya.
3. Modus
Modus adalah nilai yang paling sering muncul. Dalam data berkelompok, modus dihitung dengan rumus:
Modus = L + ((f1 – f0) / ((f1 – f0) + (f1 – f2))) * c
dimana L adalah batas bawah kelas modus, f1 adalah frekuensi kelas modus, f0 adalah frekuensi kelas sebelum kelas modus, f2 adalah frekuensi kelas setelah kelas modus, dan c adalah lebar kelas interval. Kelas modus adalah kelas dengan frekuensi tertinggi, yaitu kelas 71-80. Hasil perhitungan menunjukkan modus sebesar 76.
Interpretasi Hasil
Mean (74), median (75.03), dan modus (76) menunjukkan nilai yang relatif berdekatan. Ini mengindikasikan distribusi nilai ujian karyawan cenderung simetris atau mendekati distribusi normal. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga ukuran pemusatan, menunjukkan tidak adanya nilai ekstrem yang signifikan yang mempengaruhi hasil.
Kesimpulannya, mayoritas karyawan PT XYZ memiliki nilai ujian kenaikan jabatan di sekitar rentang 70-80. Hasil ini memberikan gambaran yang baik tentang kinerja karyawan secara keseluruhan dalam ujian kenaikan jabatan tersebut. Perusahaan dapat menggunakan informasi ini untuk melakukan evaluasi lebih lanjut dan mengambil keputusan terkait pengembangan karyawan.
Informasi tambahan yang dapat meningkatkan analisis ini termasuk: Perbandingan hasil ujian ini dengan tahun-tahun sebelumnya, analisis lebih lanjut menggunakan ukuran penyebaran data (misalnya, standar deviasi dan varians) untuk melihat keragaman nilai, serta korelasi dengan faktor-faktor lain seperti lama bekerja, pelatihan, atau departemen.