SwaraWarta.co.id – Iran secara tegas membantah klaim adanya gencatan senjata formal dengan Israel dan sekutunya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, menegaskan bahwa “tidak ada kesepakatan apa pun” terkait gencatan senjata .
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump melalui media sosial Truth Social mengumumkan telah tercapai “ceasefire” antara Israel dan Iran, diikuti pronouncement bahwa Iran akan menghentikan serangannya jika Israel menghentikan perang terlebih dulu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, Araghchi dengan tegas membantah hal itu, menjelaskan bahwa Iran hanya akan menghentikan aksi militer jika pihak Israel lebih dulu menghentikan serangan — dengan batas waktu pukul 04.00 waktu Teheran .
Meski Trump mengklaim kedua pihak sudah menyetujui gencatan senjata dan bahkan telah menegur Israel atas pelanggaran langkah mundurnya, Iran menolak klaim tersebut.
Araghchi menyoroti bahwa pernyataan Amerika bertentangan dengan sikap resmi Iran dan tidak didasarkan pada janji konkret dari kedua pihak.
Reuters melaporkan bahwa “gencatan senjata yang diklaim Trump… diragukan, karena Iran belum menyetujuinya” . Meskipun terjadi penurunan intensitas serangan, militer Iran dilaporkan masih meluncurkan sejumlah rudal ke wilayah Israel, bahkan setelah pengumuman sepihak oleh Trump .
Di pihak lain, Israel dan Amerika Serikat menegaskan bahwa situasi masih dipantau. Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, menyatakan perundingan dengan Iran berlangsung “menjanjikan” dan masih difasilitasi oleh Qatar, walaupun belum ada konfirmasi resmi atas kesepakatan apapun .
Kesimpulannya, meskipun Donald Trump mengklaim terjadinya gencatan senjata, pihak Iran menyatakan sebaliknya: belum ada kesepakatan resmi.
Kondisi ini menunjukkan situasi yang masih sangat rapuh dan penuh ketidakpastian, dengan potensi eskalasi masih terbuka lebar.