3 Bentuk Pengkaderan dalam PMII dan KOPRI: Membentuk Kader Unggul

- Redaksi

Sunday, 1 December 2024 - 16:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SwaraWarta.co.id – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) sebagai organisasi mahasiswa Islam yang besar, memiliki sistem kaderisasi yang terstruktur dan berjenjang.

Kaderisasi ini bertujuan untuk mencetak kader-kader yang berkualitas, memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi, dan mampu berkontribusi aktif dalam masyarakat.

Secara umum, pengkaderan dalam PMII dan KOPRI dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu:

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Pengkaderan Formal

Pengkaderan formal merupakan bentuk pengkaderan yang terstruktur dan memiliki kurikulum yang jelas. Kegiatan pengkaderan formal ini biasanya dilaksanakan secara terjadwal dan melibatkan seluruh anggota baru. Contoh pengkaderan formal yang sering dilakukan adalah:

  • Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA): Merupakan tahap awal pengenalan calon anggota terhadap organisasi, nilai-nilai, dan tujuan organisasi.
  • Pelatihan Kader Dasar (PKD): Pelatihan yang bertujuan untuk memberikan bekal dasar kepada kader tentang keorganisasian, kepemimpinan, dan isu-isu aktual.
  • Pelatihan Kader Lanjutan (PKL): Pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas kader yang sudah memiliki pengalaman dalam berorganisasi.
Baca Juga :  Mengingat Kembali Daur Hidup Siput yang Pernah Dipelajari Waktu SD

2. Pengkaderan Informal

Pengkaderan informal merupakan bentuk pengkaderan yang terjadi secara tidak terstruktur dan lebih bersifat spontan.

Pengkaderan informal ini biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari organisasi, seperti diskusi kelompok, kerja bakti, atau kegiatan sosial.

Tujuan dari pengkaderan informal adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan tanggung jawab sosial pada kader.

3. Pengkaderan Non-Formal

Pengkaderan non-formal merupakan bentuk pengkaderan yang dilakukan di luar struktur organisasi formal.

Kegiatan pengkaderan non-formal ini biasanya berupa pelatihan-pelatihan khusus yang berkaitan dengan pengembangan diri, seperti pelatihan kepemimpinan, komunikasi, atau kewirausahaan.

Tujuan dari pengkaderan non-formal adalah untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan kader.

Tujuan Pengkaderan dalam PMII dan KOPRI

Secara umum, pengkaderan dalam PMII dan KOPRI bertujuan untuk:

  • Membentuk kader yang beriman dan bertaqwa: Kader diharapkan memiliki pemahaman yang mendalam tentang agama Islam dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
  • Membentuk kader yang cerdas dan kreatif: Kader didorong untuk selalu mengembangkan diri dan memiliki kemampuan berpikir kritis serta inovatif.
  • Membentuk kader yang memiliki jiwa kepemimpinan: Kader dilatih untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, visioner, dan mampu membawa perubahan.
  • Membentuk kader yang peduli terhadap sosial: Kader diharapkan memiliki kepedulian terhadap permasalahan sosial dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
Baca Juga :  3 Tips Lancar Sidang Skripsi: Rahasia Sukses Menyelesaikan Studi dengan Gemilang

Tantangan dalam Pengkaderan

Meskipun memiliki sistem kaderisasi yang baik, PMII dan KOPRI juga menghadapi beberapa tantangan dalam proses pengkaderan, seperti:

  • Kurangnya minat generasi muda terhadap kegiatan organisasi: Banyak mahasiswa yang lebih memilih kegiatan individu atau organisasi lain.
  • Keterbatasan sumber daya: Terbatasnya sumber daya manusia dan finansial dapat menghambat pelaksanaan kegiatan pengkaderan.
  • Perkembangan teknologi yang cepat: Perkembangan teknologi informasi membuat mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya sehingga mengurangi waktu untuk kegiatan organisasi.

Pengkaderan merupakan salah satu pilar penting dalam membangun organisasi yang kuat dan berkelanjutan.

Melalui berbagai bentuk pengkaderan, PMII dan KOPRI berupaya mencetak kader-kader yang berkualitas dan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya yang lebih serius dan sinergi dari seluruh elemen organisasi.

Baca Juga :  Bejat, Staff Pegawai Kampus Palembang Lecehkan Mahasiswa Baru

 

Berita Terkait

Apa yang Dimaksud dengan School Well-Being dalam Konteks Pendidikan? Berikut Penjelasannya!
Bapak Ibu Guru yang Bersemangat, Bagaimana Kita dapat Membuat Lingkungan Sekolah Menjadi Lebih Sejahtera?
DISKUSIKAN Kondisi Di Mana Pasar Monopoli Memperoleh Keuntungan Maksimal Dan Pasar Bagaimana Perbedaan Dengan Keuntungan Maksimal Dari Persaingan
40 SOAL UAS Manajemen Operasi UT 2025 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal Ujian UT Manajemen EKMA4369 Tahun 2025
40 SOAL Ujian UT Bahasa Inggris Niaga 2025 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal UAS Bahasa Inggris Niaga UT ADBI4201
40 SOAL UAS Administrasi Pertanahan UT Semester 1 Tahun 2025 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal Ujian UT Administrasi Pertanahan ADPU4335
40 SOAL UAS Manajemen Keuangan UT 2025 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal Ujian UT Manajemen Keuangan EKMA4213
40 SOAL UAS PDGK4401 Materi dan Pembelajaran PKN SD UT 2025 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal Ujian UT Materi dan Pembelajaran PKN SD

Berita Terkait

Sunday, 15 June 2025 - 13:51 WIB

Apa yang Dimaksud dengan School Well-Being dalam Konteks Pendidikan? Berikut Penjelasannya!

Sunday, 15 June 2025 - 13:43 WIB

Bapak Ibu Guru yang Bersemangat, Bagaimana Kita dapat Membuat Lingkungan Sekolah Menjadi Lebih Sejahtera?

Saturday, 14 June 2025 - 20:22 WIB

DISKUSIKAN Kondisi Di Mana Pasar Monopoli Memperoleh Keuntungan Maksimal Dan Pasar Bagaimana Perbedaan Dengan Keuntungan Maksimal Dari Persaingan

Saturday, 14 June 2025 - 20:12 WIB

40 SOAL UAS Manajemen Operasi UT 2025 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal Ujian UT Manajemen EKMA4369 Tahun 2025

Saturday, 14 June 2025 - 20:02 WIB

40 SOAL Ujian UT Bahasa Inggris Niaga 2025 dan Kunci Jawaban, Contoh Soal UAS Bahasa Inggris Niaga UT ADBI4201

Berita Terbaru