Crazy Rich Surabaya, Budi Said, Dituntut 16 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi Emas Antam

- Redaksi

Friday, 13 December 2024 - 19:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Dari dunia hukum, pengusaha asal Surabaya yang dikenal sebagai “crazy rich,” Budi Said, menghadapi tuntutan pidana penjara selama 16 tahun atas dugaan korupsi dalam transaksi jual beli logam mulia milik PT Antam Tbk.

Tuntutan ini disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Agung, Nurachman Adikusumo, dalam sidang yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta, pada hari Jumat.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Selain hukuman penjara, Budi juga dikenai denda sebesar Rp1 miliar.

Dalam tuntutannya, JPU menjelaskan bahwa apabila denda tersebut tidak dibayarkan, maka akan diganti dengan hukuman kurungan selama enam bulan.

Tidak hanya itu, JPU juga mengusulkan pidana tambahan berupa pembayaran uang pengganti kepada negara.

Nilai uang pengganti tersebut setara dengan 58,13 kilogram emas Antam senilai Rp35,07 miliar, serta 1.136 kilogram emas Antam yang dihitung berdasarkan harga pokok produksi per Desember 2023 dan bernilai sekitar Rp1,07 triliun.

Baca Juga :  12 Perempuan Disekap di Surabaya, Dijanjikan Jadi LC dengan Honor Tinggi

Apabila terdakwa gagal membayar uang pengganti tersebut dalam waktu satu bulan setelah putusan hukum tetap, JPU meminta agar harta milik Budi disita dan dilelang untuk menutupi kewajibannya.

Tuntutan tersebut didasarkan pada dakwaan bahwa Budi Said terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama, sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Selain itu, Budi juga didakwa terlibat dalam tindak pidana pencucian uang (TPPU). Berdasarkan dakwaan kedua, ia diduga melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU.

Dalam sidang yang sama, mantan General Manager PT Antam, Abdul Hadi Aviciena, juga menghadapi tuntutan hukuman penjara selama tujuh tahun.

Baca Juga :  Media Vietnam Soroti Naturaliasi Kevin Diks untuk Timnas Indonesia, Bek Menjanjikan di Liga Denmark

Ia diharuskan membayar denda sebesar Rp500 juta, bisa diganti hukuman tiga bulan penjara jika tidak dibayarkan.

Kasus ini berawal dari dugaan bahwa Budi Said menerima kelebihan emas Antam sebesar 58,13 kilogram tanpa ada pembayaran yang sesuai dengan faktur penjualan.

Hal ini dianggap merugikan keuangan negara hingga mencapai Rp1,07 triliun.

Selain itu, Mahkamah Agung sebelumnya memutuskan bahwa PT Antam memiliki kewajiban untuk menyerahkan kekurangan emas sebesar 1.136 kilogram kepada Budi, berdasarkan putusan Nomor 1666 K/Pdt/2022 tertanggal 29 Juni 2022.

Budi juga diduga menggunakan hasil korupsinya untuk menyamarkan transaksi keuangan.

Salah satu caranya adalah dengan menginvestasikan dana tersebut sebagai modal dalam CV Bahari Sentosa Alam.

Baca Juga :  Titik Mana yang digunakan Sebagai Garis waktu 00.00? Ini Jawabannya

Oleh karena itu, ia didakwa melanggar Pasal 3 atau Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Jaksa Penuntut Umum menegaskan bahwa perbuatan Budi telah memenuhi unsur pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,

yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, serta Pasal 55 ayat (1) ke-1 juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Kasus ini tidak hanya melibatkan kerugian finansial yang besar, tetapi juga menunjukkan adanya praktik korupsi dan pencucian uang yang kompleks.

Dengan tuntutan yang berat, kasus ini menjadi sorotan publik, terutama mengingat status Budi Said sebagai salah satu tokoh bisnis ternama di Indonesia.***

Berita Terkait

Fenomena Viral Koin Jagat: Sensasi Berburu Harta Karun Digital dengan Hadiah Menggiurkan
Khabib Nurmagomedov Alami Insiden Tak Menyenangkan di Penerbangan AS: Tuduhan Diskriminasi Mencuat
Kebakaran Hutan California: Bencana Terburuk yang Memakan Korban Jiwa dan Hancurkan Ribuan Bangunan
Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis: Pemerintah Siapkan Perbaikan Komprehensif
KPK Tegas Tolak Penundaan Pemeriksaan Hasto Kristiyanto di Tengah Proses Praperadilan
BREAKING NEWS: Ledakan Dahsyat di Rumah Anggota Polisi Mojokerto, Dua Orang Tewas
Imbas Makan Bergizi Gratis, Pedagang Kantin Ngaku Omzet Turun Drastis
Heboh Bocah Kelas 2 Diculik hingga Dibawa ke Riau

Berita Terkait

Monday, 13 January 2025 - 20:48 WIB

Fenomena Viral Koin Jagat: Sensasi Berburu Harta Karun Digital dengan Hadiah Menggiurkan

Monday, 13 January 2025 - 20:36 WIB

Khabib Nurmagomedov Alami Insiden Tak Menyenangkan di Penerbangan AS: Tuduhan Diskriminasi Mencuat

Monday, 13 January 2025 - 20:24 WIB

Kebakaran Hutan California: Bencana Terburuk yang Memakan Korban Jiwa dan Hancurkan Ribuan Bangunan

Monday, 13 January 2025 - 20:12 WIB

Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis: Pemerintah Siapkan Perbaikan Komprehensif

Monday, 13 January 2025 - 20:01 WIB

KPK Tegas Tolak Penundaan Pemeriksaan Hasto Kristiyanto di Tengah Proses Praperadilan

Berita Terbaru