Berita

Singo Ludro: Kebangkitan Kembali Warisan Reog Ponorogo di Malang

SwaraWarta.co.id – Di tengah gempuran modernisasi, banyak tradisi dan budaya mulai terlupakan. Namun, hal ini tidak terjadi di Desa Pandan Landung, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Di sana, tabuhan gendang yang sempat redup kini kembali bergema.

Ratusan warga berkumpul di bawah terik matahari untuk menyaksikan kebangkitan Singo Ludro, kesenian Reog Ponorogo yang hampir hilang ditelan zaman.

Seperti kepakan merak yang kembali mekar, seni ini bangkit untuk membuktikan bahwa budaya tidak akan mati begitu saja.

ADVERTISEMENT

.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Reog bukan sekadar pertunjukan hiburan, melainkan bagian dari sejarah dan kebanggaan. Setiap gerakannya memiliki makna dan doa yang diwariskan turun-temurun.

Dahulu, Singo Ludro adalah salah satu kesenian yang berjaya. Kini, ia kembali bangkit dengan semangat baru. Barong yang dihiasi kulit harimau melayang gagah, sementara bulu merak yang menghiasinya bergetar tertiup angin, seolah berbisik kepada generasi muda: “Kami belum mati.”

Adalah R. Widiyatma Jendrawidjaya, atau yang lebih dikenal sebagai Abah Higam, yang berperan besar dalam kebangkitan kesenian ini. Sebagai cucu dari maestro Reog Malang, Abah Bedor, ia merasa memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan kembali warisan leluhurnya.

“Singo Ludro bukan sekadar kelompok kesenian. Ini adalah pusaka. Semangat yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan. Kami tidak hanya menampilkan, tetapi menghidupkan kembali yang hampir lenyap,” ucapnya, Ahad (16/2/2025).

Kebangkitan Singo Ludro tidak hanya menjadi tanggung jawab para warok. Pemuda Karang Taruna Serikat Pemuda RT 02, atau yang dikenal sebagai Serdadu Merah, juga ikut serta dalam upaya pelestarian budaya ini.

Mereka sadar bahwa warisan leluhur bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga harus terus dilestarikan. Ketua Karang Taruna, Nur Salim, mengungkapkan harapannya dengan penuh semangat.

“Ini bukan sekadar pentas. Ini adalah kebanggaan. Kami ingin generasi muda mengerti, bahwa budaya ini adalah jati diri. Bukan sekadar tontonan,” ujarnya, Ahad (16/2/2025).

Kini, di Jalan Pisang Agung Nomor 31, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kabupaten Malang, suara gendang kembali menghidupkan malam-malam yang dulu sunyi. Latihan rutin diadakan untuk melatih bibit-bibit muda dalam seni jathilan.

Singo Ludro siap memasuki babak baru dalam sejarah panjang Reog Ponorogo. Bagi siapa pun yang ingin merasakan semangatnya, pintu selalu terbuka.

Datang dan saksikan bagaimana barong kembali menari, bagaimana warok meneriakkan kebanggaan mereka. Sebab, budaya sejati tidak akan pernah mati. Ia hanya menunggu generasi yang berani menghidupkannya kembali.

Redaksi SwaraWarta.co.id

Berita Indonesia Terkini 2024 Viral Terbaru Hari Ini

Recent Posts

Insentif Guru Non ASN 2025: Kapan Cair dan Syarat Terbaru yang Wajib Diketahui

SwaraWarta.co.id - Kabar gembira untuk para guru non-ASN di seluruh Indonesia! Pemerintah telah menetapkan jadwal…

6 hours ago

Cara Cek Info GTK 2025: Panduan Lengkap untuk Guru

SwaraWarta.co.id – Hal yang perlu diperhatikan cara cek info GTK 2025 khususnya untuk guru. Memasuki…

9 hours ago

Memahami Rahasia Kehidupan: Cara Kerja Enzim

SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara kerja enzim? Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa reaksi kimia dalam tubuh kita…

10 hours ago

Panduan Lengkap Cara Masuk Info GTK: Cek Data dan Tunjangan Guru dengan Mudah

SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara masuk info GTK. Bagi para guru di Indonesia, mengakses Info…

10 hours ago

Kenapa WhatsApp Kena Spam? Berikut ini Penjelasannya!

SwaraWarta.co.id – Kenapa WhatsApp kena spam? Ada beberapa alasan utama mengapa akun WhatsApp Anda bisa…

10 hours ago

Apa Itu Abolisi dan Bagaimana Kekuasaan Presiden Ini Bisa Menghentikan Proses Hukum?

SwaraWarta.co.id – Apa itu Abolisi? Pernah dengar kasus seseorang yang sedang diadili tiba-tiba proses hukumnya…

1 day ago