SwaraWarta.co.id – Achmad Yusuf Afandi (32) akhirnya bertemu kembali dengan keluarganya setelah belasan tahun menghilang tanpa kabar.
Selama ini, ia tinggal bersama anak balitanya di kolong jembatan di Sidoarjo. Kisahnya menjadi viral di media sosial setelah videonya tersebar luas di TikTok dan Instagram.
Setiap hari, Yusuf berkeliling dengan sepeda ontel tua untuk mengumpulkan barang bekas yang bisa dijual. Dari hasil itulah ia bertahan hidup bersama anaknya yang masih kecil, Zafa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Yang penting anak saya sehat, bisa tumbuh seperti anak-anak lainnya. Kalau saya enggak makan ya enggak apa-apa,” ujar Yusuf, Jumat (30/5/2025).
Yusuf mulai hidup di kolong jembatan sejak tahun 2023, setelah ia dan istrinya tak sanggup membayar biaya tempat tinggal. Hidup mereka semakin berat ketika sang istri jatuh sakit.
Yusuf bahkan sempat membawa istrinya ke rumah sakit hanya dengan sepeda ontel sambil menggendong anaknya. Namun sayang, istrinya meninggal dunia dan akhirnya dimakamkan di Jember, di kampung halaman keluarganya.
Sejak saat itu, Yusuf hanya hidup berdua bersama Zafa di kolong jembatan. Ia tetap mengais rezeki dari memulung barang bekas. Ketika penghasilan sedang seret, Yusuf rela hanya makan satu kali dalam seminggu agar bisa membeli susu untuk anaknya.
Kisah pilu ini kemudian diketahui oleh kakak kandungnya, Naziatul Lailah. Ia mengaku sangat kaget saat melihat video Yusuf di media sosial.
Menurut Naziatul, Yusuf sudah pergi dari rumah sejak belasan tahun lalu dan tidak pernah mengabari keluarga. Ia pun tidak tahu bahwa Yusuf telah menikah dan memiliki anak. Ia berharap bisa membawa Yusuf dan Zafa ke Jombang setelah salat Jumat.
Kisah Yusuf mulai viral setelah dibagikan oleh Najib, pemilik akun TikTok @najib_spbu. Awalnya, Najib mendapat informasi soal keberadaan seorang bayi yang tinggal di bawah jembatan.
Awalnya ia tak percaya karena akses ke lokasi sangat sulit. Namun setelah mencoba mencari, ia berhasil menemukan Yusuf dan anaknya.
Kondisi tempat tinggal Yusuf sangat memprihatinkan. Di kolong jembatan itu, ia hanya punya perabotan seadanya dan alat masak sederhana. Bahkan mereka tidur di tempat itu, dengan suara kendaraan yang terus mengganggu dari atas jembatan.