SwaraWarta.co.id – Saraf kejepit, atau dalam istilah medis disebut radikulopati, adalah kondisi yang dapat menyebabkan rasa nyeri luar biasa, kesemutan, mati rasa, atau bahkan kelemahan pada area tubuh tertentu.
Kondisi ini terjadi ketika tekanan berlebihan diberikan pada saraf oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, tulang rawan, otot, atau tendon.
Jika Anda mengalami gejala saraf kejepit, jangan panik. Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, dan berbagai cara mengatasi saraf kejepit yang bisa Anda coba.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa Penyebab Saraf Kejepit?
Saraf kejepit dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu penyebab paling umum adalah hernia nukleus pulposus (HNP) atau yang dikenal sebagai “bantalan sendi bergeser”. Selain itu, osteoartritis (radang sendi), taji tulang (bone spur), cedera, postur tubuh yang buruk, gerakan berulang, dan kondisi medis tertentu seperti diabetes juga dapat memicu saraf kejepit.
Mengenali Gejala Saraf Kejepit
Gejala saraf kejepit bervariasi tergantung pada lokasi saraf yang terkena. Beberapa gejala umum meliputi:
- Nyeri: Rasa sakit tajam, seperti tertusuk, atau rasa nyeri tumpul yang menjalar dari leher, punggung bawah, hingga ke lengan atau kaki.
- Kesemutan atau Mati Rasa: Sensasi geli atau kebas di area yang dipersarafi oleh saraf yang terjepit.
- Kelemahan Otot: Sulit mengangkat atau menggerakkan bagian tubuh yang terkena.
- Sensasi Terbakar: Rasa panas atau terbakar di sepanjang jalur saraf.
Jika Anda merasakan gejala-gejala ini, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat.
Cara Mengatasi Saraf Kejepit
Penanganan saraf kejepit bertujuan untuk meredakan tekanan pada saraf dan mengurangi gejala. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Istirahat Cukup: Beri waktu bagi tubuh untuk pulih. Hindari aktivitas yang memperparah nyeri.
- Kompres Dingin dan Hangat: Pada tahap awal, kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan. Setelah 24-48 jam, gunakan kompres hangat untuk melancarkan aliran darah dan merilekskan otot.
- Fisioterapi: Program latihan yang dirancang khusus oleh fisioterapis dapat membantu memperkuat otot, meningkatkan fleksibilitas, dan memperbaiki postur tubuh.
- Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Dalam beberapa kasus, relaksan otot atau kortikosteroid juga dapat diberikan.
- Perubahan Gaya Hidup: Pertahankan postur tubuh yang baik saat duduk, berdiri, atau mengangkat beban. Hindari gerakan yang memicu nyeri.
- Peregangan Lembut: Lakukan peregangan secara perlahan untuk membantu mengurangi tekanan pada saraf. Pastikan untuk melakukannya di bawah panduan ahli.
- Manajemen Berat Badan: Berat badan berlebih dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf. Menurunkan berat badan dapat membantu meringankan kondisi ini.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika nyeri saraf kejepit tidak membaik dengan perawatan mandiri, semakin parah, atau disertai dengan kelemahan otot yang signifikan, gangguan buang air besar/kecil, atau mati rasa yang meluas, segera cari pertolongan medis. Dokter dapat melakukan pemeriksaan lebih lanjut, termasuk pencitraan seperti MRI, untuk menentukan penyebab pasti dan merekomendasikan penanganan yang lebih intensif, termasuk injeksi atau dalam kasus yang jarang, operasi.
Dengan penanganan yang tepat dan perubahan gaya hidup, sebagian besar kasus saraf kejepit dapat diatasi dan kualitas hidup Anda dapat kembali normal.