Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah perceraiannya dengan Anne Ratna Mustika. Banyak yang penasaran mengapa ia belum menikah lagi, terutama mengingat sejumlah selebriti pernah diisukan dekat dengannya.
Namun, ternyata alasannya cukup unik dan menyentuh hati. Bukan karena ketiadaan kandidat pasangan, melainkan karena putrinya, Ni Hyang Sukma Ayu, yang baru berusia 6 tahun, menolak keras ayahnya menikah lagi. Ikatan batin yang kuat antara Dedi dan putrinya menjadi faktor utama.
Dalam sebuah kunjungan Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, ke kediaman Dedi di Lembur Pakuan, Subang, rahasia ini terungkap. Dedi menceritakan bagaimana putrinya dengan manja sekaligus tegas melarang pernikahan ayahnya. “Ayah gak boleh kawin, ayah kan punya Ni Hyang,” ujar Dedi menirukan putrinya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ikatan Batin Ayah dan Anak yang Kuat
Momen tersebut semakin mengharukan ketika Ni Hyang muncul dan menyapa tamu dengan penuh keakraban kepada ayahnya. Ketika Dedi bertanya langsung di depan para tamu, “Ayah boleh kawin gak?”, Ni Hyang menjawab dengan polos namun tegas: “Gak boleh!”
Reaksi para tamu pun beragam, mulai dari tawa hingga rasa haru. Kedekatan luar biasa antara Dedi dan Ni Hyang menunjukkan betapa kuatnya ikatan batin ayah dan anak ini. Hal ini menjadi alasan utama Dedi Mulyadi tetap melajang hingga saat ini.
Kejadian ini memperlihatkan sisi lain dari sosok Dedi Mulyadi, bukan hanya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai seorang ayah yang sangat menyayangi anak-anaknya. Peran seorang anak dalam kehidupan pribadi seorang figur publik menjadi sorotan dan menunjukkan bahwa keluarga tetap menjadi prioritas.
Dampak Perceraian dan Peran Anak
Perceraian Dedi Mulyadi dan Anne Ratna Mustika pada tahun 2023 tampaknya telah membentuk ikatan emosional yang sangat kuat antara Dedi dan putrinya, Ni Hyang. Perceraian tersebut memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan Dedi dan anak-anaknya, khususnya Ni Hyang yang masih sangat muda.
Ni Hyang, sebagai putri bungsu, tampaknya sangat dekat dengan ayahnya dan merasa kehilangan figur ibu. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa ia begitu posesif terhadap sang ayah dan menolak keras jika Dedi menikah lagi. Kehilangan figur ibu secara tiba-tiba dapat memengaruhi psikologis anak, terutama pada usia yang masih sangat muda.
Dedi Mulyadi sendiri diketahui memiliki tiga orang anak dari dua pernikahan. Ikatan batin yang kuat dengan Ni Hyang menunjukkan bagaimana peran anak dalam membentuk keputusan pribadi sang ayah. Prioritas Dedi sekarang tampaknya tertuju pada pengasuhan anak-anaknya dan menjaga keharmonisan keluarga kecilnya.
Masa Depan Dedi Mulyadi dan Ni Hyang
Pertanyaan besar yang muncul adalah, akankah Dedi Mulyadi tetap setia pada “janji” kepada putrinya? Ataukah suatu saat nanti, cinta baru akan berhasil “menembus benteng kecil” bernama Ni Hyang?
Masa depan hubungan Dedi dan Ni Hyang serta kemungkinan pernikahan Dedi di masa depan masih menjadi misteri. Namun, kisah ini memberikan gambaran betapa kuatnya ikatan keluarga dan bagaimana peran anak dapat mempengaruhi keputusan penting dalam kehidupan seorang figur publik.
Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya peran keluarga, khususnya ikatan antara orang tua dan anak. Cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya dapat membentuk karakter dan kepribadian anak tersebut di masa depan, seperti terlihat pada kedekatan Dedi dan Ni Hyang.