Pemerintah Indonesia terus berupaya meringankan beban ekonomi masyarakat kurang mampu melalui berbagai program bantuan sosial (bansos). Setelah penyaluran tahap ketiga Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH) berjalan, sebuah program bansos susulan diluncurkan, yaitu Program Indonesia Pintar (PIP) untuk membantu anak-anak sekolah.
Berdasarkan data Kementerian Sosial (Kemensos), penyaluran BPNT tahap 3 hingga pekan kedua September 2025 telah mencapai 70% dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Sementara itu, penyaluran PKH masih berada di bawah 50% secara nasional. Perbedaan kecepatan penyaluran ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infrastruktur dan aksesibilitas layanan perbankan di berbagai daerah.
Provinsi-provinsi seperti Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menunjukan progres pencairan yang lebih cepat. Hal ini kemungkinan karena distribusi dana bansos PKH dan BPNT di daerah-daerah tersebut dilakukan melalui bank, memudahkan akses dan proses pencairan bagi para KPM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nominal bantuan PKH bervariasi, berkisar antara Rp750.000 hingga Rp1.800.000 per KPM. Besaran bantuan ini bergantung pada kategori KPM, meliputi anak sekolah, balita, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan lansia. Sistem kategori ini memastikan bantuan tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Selain PKH dan BPNT, pemerintah juga menyalurkan bantuan melalui PIP, berupa uang tunai bagi anak sekolah yang terdaftar sebagai penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP). PIP 2025 menargetkan sekitar 18,5 juta siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Penyaluran dana PIP dilakukan bertahap: tahap pertama Februari-April, tahap kedua Mei-September, dan tahap ketiga Oktober-Desember. Sistem penyaluran bertahap ini bertujuan untuk memastikan pendistribusian yang terorganisir dan efisien.
Perlu dicatat bahwa nominal untuk siswa baru atau kelas akhir lebih rendah. Hal ini mungkin untuk memastikan keadilan distribusi dana dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat.
Meskipun pencairan bansos tidak serentak di seluruh Indonesia, pemerintah memastikan semua KPM yang datanya valid akan menerima bantuan. Bagi KPM yang mengalami kendala, seperti rekening tidak aktif atau kartu KKS rusak, diharapkan segera menghubungi pendamping sosial di tingkat kecamatan untuk mendapatkan solusi.
Pemerintah perlu meningkatkan transparansi dan akses informasi terkait penyaluran bansos. Hal ini penting agar KPM dapat memantau status bantuan mereka dan melaporkan jika ada kendala atau permasalahan. Kecepatan dan efisiensi penyaluran bansos sangat penting untuk memaksimalkan dampak positifnya bagi masyarakat.
Dengan adanya bansos PKH, BPNT, dan PIP, diharapkan dapat mengurangi beban ekonomi keluarga prasejahtera dan mendukung anak-anak untuk tetap bersekolah. Program ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Keberhasilan program bansos ini juga bergantung pada kerjasama berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat. Pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan dana bantuan tepat sasaran dan memberikan dampak yang maksimal bagi penerima manfaat.
Penulis: Yumna Siti Nur ‘Aini | PKL-SV IPB
Sumber: Gania Vlog (dengan penambahan informasi dan analisis)
September 2025 menjadi bulan penuh harapan bagi jutaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Indonesia. Pemerintah…
Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyederhanakan proses pengecekan Bantuan Sosial (Bansos) untuk tahun 2025. Kini, masyarakat…
Ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di…
Ribuan warga miskin di Bogor mengalami permasalahan serius terkait akses bantuan sosial. Bukan hanya bantuan…
Pemerintah kembali menyalurkan berbagai program Bantuan Sosial (Bansos) untuk meringankan beban masyarakat, terutama keluarga yang…
Ribuan keluarga penerima manfaat (KPM) program bantuan sosial (bansos) pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH)…