SwaraWarta.co.id – Mengapa demokrasi kerakyatan merupakan demokrasi yang cocok bagi Indonesia? Seperti yang diketahui Indonesia, dengan keragaman suku, budaya, agama, dan bahasa yang luar biasa, membutuhkan sistem pemerintahan yang mampu merangkul dan mengakomodasi kompleksitas ini.
Jawabannya terletak pada konsep Demokrasi Kerakyatan, sebuah model yang berakar kuat pada nilai-nilai luhur bangsa dan paling sesuai dengan konteks sejarah, sosiologis, dan filosofis Indonesia.
Landasan Filosofis: Musyawarah dan Mufakat
Demokrasi Kerakyatan di Indonesia tidak sekadar mengadopsi model liberal Barat yang mengutamakan individualisme dan voting mayoritas semata. Intinya terletak pada sila keempat Pancasila: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Prinsip utama sistem ini adalah musyawarah untuk mencapai mufakat. Ini mencerminkan budaya komunal masyarakat Indonesia yang menghargai keharmonisan, gotong royong, dan pengambilan keputusan secara kolektif.
Dalam konteks ini, suara minoritas tetap dihargai dan diupayakan untuk diakomodasi, menghindari tirani mayoritas yang bisa memecah belah bangsa yang majemuk.
Ciri Khas dan Keunggulan Demokrasi Kerakyatan
Model ini memiliki beberapa keunggulan signifikan yang menjadikannya pilihan ideal:
- Keterlibatan Langsung Rakyat
Demokrasi Kerakyatan memastikan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Ini termanifestasi melalui lembaga perwakilan (DPR/DPD) dan mekanisme pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber Jurdil). Keterlibatan ini memastikan legitimasi pemerintahan.
- Mengutamakan Kepentingan Bersama
Berbeda dengan fokus individualistis, Demokrasi Kerakyatan menekankan pada kepentingan seluruh rakyat dan bangsa, bukan hanya segelintir kelompok atau golongan. Keputusan politik harus didasarkan pada hikmat kebijaksanaan yang mempertimbangkan dampak luas bagi keadilan sosial.
- Kontrol Sosial dan Akuntabilitas
Sistem ini mendorong kontrol sosial dari rakyat terhadap jalannya pemerintahan. Akuntabilitas publik menjadi kunci, di mana pemimpin dan lembaga negara harus bertanggung jawab atas setiap kebijakan yang dibuat. Hal ini esensial untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.
Mengapa Model Lain Kurang Tepat?
Model demokrasi lain yang terlalu condong ke liberalisme ekstrem dapat memperkuat polaritas dan individualisme yang berpotensi merusak sendi persatuan Indonesia. Keputusan berdasarkan suara terbanyak tanpa proses musyawarah dapat mengabaikan hak-hak dan kepentingan daerah atau kelompok minoritas yang vital bagi keutuhan NKRI.
Demokrasi Kerakyatan adalah jembatan yang secara harmonis menggabungkan prinsip kedaulatan rakyat universal dengan kearifan lokal Indonesia, menjadikannya sistem yang paling cocok dan berkelanjutan untuk masa depan bangsa.