SwaraWarta.co.id – Mengapa publik aktif dan laten menjadi perhatian humas di era digital? Di era digital, peran Hubungan Masyarakat (Humas) bertransformasi, menjadikan publik aktif dan laten sebagai fokus utama strategi komunikasi.
Kedua kelompok publik ini memiliki daya pengaruh yang signifikan dalam membentuk opini dan reputasi organisasi.
Publik Aktif: Pengganda Pesan dan Penggerak Opini
Publik aktif adalah individu atau kelompok yang tidak hanya sadar terhadap suatu isu, tetapi juga bertindak nyata untuk meresponsnya. Mereka mencari, mendiskusikan, dan menyebarkan informasi melalui berbagai platform digital, terutama media sosial. Bagi Humas, publik aktif adalah aset sekaligus tantangan.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka dapat menjadi advokat merek (brand advocate) yang menyebarkan sentimen positif, memperkuat citra, dan meningkatkan visibilitas secara organik. Sebaliknya, jika isu negatif muncul, mereka juga bisa menjadi kritikus vokal, memicu krisis reputasi yang menyebar cepat. Oleh karena itu, Humas harus aktif memantau, berinteraksi, dan merespons mereka dengan transparan dan cepat.
Publik Laten: Potensi Krisis dan Peluang Engagement
Publik laten adalah kelompok yang sesungguhnya terdampak oleh suatu isu, namun belum menyadarinya atau belum mengambil tindakan. Mereka pasif, tetapi memiliki potensi besar untuk beralih menjadi publik aktif. Era digital membuat Humas memiliki kemampuan untuk menjangkau publik laten ini melalui konten yang ditargetkan dan informatif.
Perhatian Humas terhadap publik laten adalah upaya manajemen risiko dan peluang edukasi. Jika diabaikan, isu kecil dapat memicu kesadaran mendadak yang memicu reaksi negatif massal. Humas berupaya mengubah publik laten menjadi publik sadar melalui strategi konten yang relevan, sehingga mereka memahami konteks dan posisi organisasi sebelum isu berkembang menjadi krisis.
Kebutuhan Adaptasi Humas
Humas di era digital harus memanfaatkan media baru untuk memantau sentimen publik (aktif maupun laten), menyediakan data untuk analisis perilaku, dan membangun komunikasi dua arah yang seimbang.
Kecepatan dan keterbukaan dalam berinteraksi dengan kedua jenis publik ini menjadi kunci untuk menjaga loyalitas dan reputasi perusahaan. Mengelola publik aktif adalah tentang menjaga hubungan yang sudah ada, sementara mengidentifikasi dan mengedukasi publik laten adalah upaya proaktif untuk memastikan keberlanjutan citra positif di tengah arus informasi digital yang dinamis.
















