Keluarga Ipda Rudy Soik Alami Trauma Pasca Penggerebekan Provos Polda NTT

- Redaksi

Wednesday, 23 October 2024 - 18:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Keluarga Ipda Rudy Soik kini berada dalam kondisi trauma berat setelah rumah mereka didatangi oleh anggota Provos dari Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, 21 Oktober 2024.

Kunjungan mendadak yang dilakukan aparat kepolisian ini dilaporkan membuat anggota keluarga terguncang, terutama anak-anak yang mengalami gangguan mental akibat peristiwa tersebut.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Veny Soik, kakak kandung Ipda Rudy Soik, mengungkapkan rasa ketidakadilan yang dirasakan keluarganya pasca insiden tersebut.

Menurut Veny, pihak keluarganya merasa sangat terganggu dengan cara aparat bertindak saat mendatangi kediaman mereka.

“Kami sekeluarga hingga kini masih mengalami trauma berat atas kejadian kemarin.

Polisi dari Provos datang dengan berbagai cara yang membuat kami merasa tertekan. Anak kami juga sangat terganggu secara mental, kami hanya ingin tahu di mana keadilan dalam kasus ini,” ujar Veny pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Baca Juga :  Lakukan Pelecehan Seksual: Seorang Pria di Cianjur Ngaku Hanya Iseng

Selain kunjungan aparat Provos, Veny juga mengungkapkan bahwa sebelum peristiwa tersebut, keluarganya sering merasa diintai oleh benda yang diduga drone.

Benda tersebut terlihat berputar-putar di sekitar rumah mereka beberapa hari sebelum polisi mendatangi kediaman mereka, yang membuat keluarga Soik merasa seperti diperlakukan layaknya teroris.

“Beberapa hari sebelumnya, ada drone yang terbang di sekitar rumah kami, seolah memantau kondisi kami.

Mereka mengelilingi rumah kami dengan drone itu. Kami merasa diperlakukan seperti teroris,” kata Veny.

Perasaan ketakutan yang dialami keluarga Ipda Rudy Soik semakin bertambah dengan adanya pengawasan yang menurut mereka tidak pantas, serta kunjungan aparat yang dinilai memperkeruh keadaan.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa sejumlah anggota Provos Polda NTT mendatangi rumah Ipda Rudy Soik di Kelurahan Bakunase.

Kunjungan tersebut bertujuan untuk menjemput Ipda Rudy Soik, yang harus menjalani sanksi disiplin karena absen dari tugas selama dua hari berturut-turut.

Baca Juga :  Baru Saja Pulih, Lisandro Martinez Kembali Cedera saat Melawan West Ham

Menurut informasi dari kepolisian, tindakan tersebut dilakukan sebagai bentuk penegakan aturan dalam institusi kepolisian.

Meski begitu, cara aparat mendatangi rumah Ipda Rudy Soik dengan melibatkan drone dan kunjungan mendadak yang dirasakan oleh keluarganya sebagai intimidasi, menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat sekitar.

Keluarga Soik pun berharap ada penjelasan lebih lanjut serta keadilan atas peristiwa ini.

Kasus yang menimpa keluarga Ipda Rudy Soik telah menimbulkan reaksi dari masyarakat setempat.

Banyak yang merasa simpati terhadap keluarga Soik yang kini hidup dalam ketakutan dan trauma.

Mereka menilai bahwa tindakan penegakan disiplin di institusi kepolisian seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih humanis dan tidak menimbulkan trauma, terutama bagi anak-anak dan keluarga yang tidak terlibat langsung dalam kasus tersebut.

Sementara itu, Polda NTT belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan dari pihak keluarga Ipda Rudy Soik mengenai penggunaan drone dan cara aparat dalam menjalankan tugas di lapangan.

Baca Juga :  Coretax: Solusi Digital DJP untuk Wajib Pajak yang Lebih Efisien

Masyarakat berharap kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi pihak berwenang agar lebih bijak dalam bertindak, terutama dalam penegakan disiplin di lingkungan internal mereka sendiri.

Atas insiden tersebut, keluarga Ipda Rudy Soik kini menuntut adanya keadilan serta penjelasan yang jelas mengenai mengapa metode intimidatif seperti penggunaan drone harus dilakukan sebelum kunjungan dari pihak Provos.

Mereka berharap agar kejadian ini tidak terulang di masa depan dan pihak kepolisian dapat memberikan kejelasan hukum serta pemulihan psikologis bagi keluarga yang terdampak.

“Kami hanya ingin keadilan dan penjelasan yang transparan. Ini tidak hanya memengaruhi kami secara fisik, tetapi juga mental, terutama bagi anak-anak kami,” pungkas Veny.

Keluarga berharap agar pihak berwenang segera bertindak untuk mengatasi dampak psikologis yang mereka alami dan memberikan solusi yang lebih manusiawi dalam menangani kasus serupa di masa depan.***

Berita Terkait

Jadwal SIM Keliling Bandung November 2025: Lokasi dan Syarat Perpanjangan
Amerika Serikat Ancam Serang Fasilitas Militer Venezuela, Ketegangan Memanas
Pencairan TPG Triwulan III 2025: Gelombang, Jadwal, dan Cara Cek Status
KKS Baru BNI 2025: Jadwal dan Cara Cek Pencairan Dana Bantuan Sosial
Pabrik Sepatu Nike PHK 3.000 Karyawan, Ini Kronologi dan Penyebab di Baliknya
TNI AL dan PT PAL Berhasil Uji Penembakan dari Kapal Selam Tanpa Awak
Apakah BSU akan Cair Lagi? Begini Kata Kemnaker!
Masjid Al-Aqsa Terancam Roboh Akibat Penggalian oleh Israel

Berita Terkait

Monday, 3 November 2025 - 16:57 WIB

Jadwal SIM Keliling Bandung November 2025: Lokasi dan Syarat Perpanjangan

Monday, 3 November 2025 - 10:25 WIB

Amerika Serikat Ancam Serang Fasilitas Militer Venezuela, Ketegangan Memanas

Sunday, 2 November 2025 - 15:12 WIB

Pencairan TPG Triwulan III 2025: Gelombang, Jadwal, dan Cara Cek Status

Sunday, 2 November 2025 - 14:21 WIB

KKS Baru BNI 2025: Jadwal dan Cara Cek Pencairan Dana Bantuan Sosial

Friday, 31 October 2025 - 19:23 WIB

Pabrik Sepatu Nike PHK 3.000 Karyawan, Ini Kronologi dan Penyebab di Baliknya

Berita Terbaru

Cara Mengatasi Roblox yang Error

Teknologi

Cara Mengatasi Roblox yang Error Tanpa Harus Pusing

Monday, 3 Nov 2025 - 17:36 WIB