Keputusan Biden untuk Memberikan Izin Penggunaan Rudal Jarak Jauh di Ukraina: Apakah Sudah Terlambat?

- Redaksi

Monday, 18 November 2024 - 22:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SwaraWarta.co.id – Keputusan Presiden AS Joe Biden untuk memberikan izin kepada Ukraina menggunakan rudal jarak jauh buatan Amerika di wilayah Rusia mengikuti pola yang sudah sering terlihat.

Pemerintah AS biasanya menolak permintaan senjata dari Ukraina selama berbulan-bulan, dengan alasan khawatir akan memperburuk eskalasi konflik.

Kyiv kemudian mengkritik keras penolakan tersebut, dan saat permintaan tersebut hampir dilupakan, administrasi Biden akhirnya menyetujui permintaan tersebut.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pola ini telah terlihat pada berbagai jenis senjata yang diminta oleh Ukraina, seperti HIMARS, tank Abrams, dan pesawat tempur F-16.

Setiap kali, setelah melalui proses penolakan dan keragu-raguan, AS akhirnya memberikan izin, seringkali saat keadaan sudah semakin mendesak dan seolah-olah sudah terlambat.

Lalu, apakah terlalu terlambat bagi sistem rudal taktis Tentara AS (ATACMS) untuk memberikan dampak signifikan jika digunakan untuk menyerang sasaran jauh di dalam wilayah Rusia?

Baca Juga :  Polda Bali Bongkar Jaringan Prostitusi Internasional, Dua Warga Rusia Ditangkap

Jawabannya tidak sederhana dan mungkin dapat menjelaskan sebagian dari keragu-raguan administrasi Biden dalam memberikan izin tersebut.

Pertama-tama, pasokan ATACMS yang tersedia untuk Ukraina sangat terbatas. Oleh karena itu, meskipun Ukraina dapat menyerang sasaran jauh di dalam Rusia, hal ini tidak akan langsung mengubah jalannya pertempuran dalam waktu singkat.

Pemerintah AS sendiri tidak mengungkapkan varian ATACMS yang diberikan izin untuk ditembakkan ke wilayah Rusia, namun menurut situs resmi pembuatnya, rudal ini dapat memiliki jangkauan hingga 300 kilometer (sekitar 190 mil).

Beberapa analis telah menyebutkan bahwa sejumlah sasaran militer Rusia berada dalam jangkauan rudal ini, dengan Institut Studi Perang menyebutkan ratusan target yang mungkin dapat diserang.

Baca Juga :  Xiaomi SU7 Ultra Jadi Mobil Listrik Tercepat di Sirkuit Nürburgring

Hal ini muncul setelah administrasi Biden menyampaikan informasi bahwa beberapa pangkalan udara Rusia yang berada dalam jangkauan ATACMS telah memindahkan pesawat tempur mereka lebih jauh ke dalam wilayah Rusia untuk menghindari serangan.

Meskipun demikian, meskipun ATACMS dapat menjangkau sasaran yang lebih dalam di wilayah Rusia, keberadaan rudal ini tidak akan serta-merta mengubah keseimbangan pertempuran.

Salah satu tantangan terbesar adalah jumlah rudal ATACMS yang tersedia. Karena jumlahnya terbatas, pemakaian yang efektif dan efisien sangat penting.

Selain itu, kemampuan untuk menyerang sasaran jauh di dalam Rusia juga tergantung pada strategi militer Ukraina dan seberapa baik mereka dapat mengidentifikasi dan mengonfirmasi target yang bernilai tinggi.

Selain itu, dampak dari penggunaan ATACMS terhadap strategi Rusia juga harus dipertimbangkan.

Baca Juga :  Pertemuan Bersejarah Pezeshkian dan Putin di Tengah Ketegangan Timur Tengah

Serangan yang menargetkan infrastruktur vital, seperti pangkalan udara atau fasilitas logistik, dapat memperlambat kemampuan Rusia untuk melakukan operasi militer.

Namun, serangan-serangan ini juga berisiko memicu reaksi balasan yang lebih besar dari Rusia, yang mungkin akan menambah ketegangan di kawasan tersebut.

Kesimpulannya, meskipun ATACMS dapat memberi Ukraina kemampuan untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia, dampaknya terhadap jalannya perang mungkin tidak secepat yang diharapkan.

Selain terbatasnya jumlah rudal yang tersedia, strategi dan kemampuan Ukraina dalam memanfaatkan senjata ini juga akan menjadi faktor penentu keberhasilan.

Sebagai tambahan, risiko eskalasi konflik yang lebih luas tetap menjadi perhatian utama bagi AS, yang harus menyeimbangkan antara mendukung Ukraina dan mencegah perang yang lebih besar dengan Rusia.***

Berita Terkait

Tahapan dan Jadwal Cairnya BSU 2025 Lewat Bank Mandiri
Donald Trump Tetapkan Tarif Impor AS 32% untuk Indonesia Mulai 1 Agustus 2025
Sound Horeg Haram? Tuai Pro dan Kontra Dikalangan Publik!
Kapan Lapor Diri PPG 2025 Kemendikbud? Berikut ini Rincian Jadwal Terbarunya!
Kronologi Lengkap! Limbad Ditahan Imigrasi Jeddah Karena Gigi Taring Disebut Syaiton
BREAKING NEWS! Gaji PPPK 2025 Akhirnya Cair Bulan Depan, Ada yang Tembus Rp7,3 Juta per Bulan! Cek Rinciannya di Sini
Maaf, Honorer Kategori R4 Tetap Gagal Seleksi PPPK, Meski Nilai Tinggi! Bisa Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu?
Apakah Ada Jalur Khusus untuk Honorer R4 Usai Gagal PPPK Tahap 2 2024? Begini Penjelasannya

Berita Terkait

Wednesday, 9 July 2025 - 14:42 WIB

Tahapan dan Jadwal Cairnya BSU 2025 Lewat Bank Mandiri

Tuesday, 8 July 2025 - 11:00 WIB

Sound Horeg Haram? Tuai Pro dan Kontra Dikalangan Publik!

Tuesday, 8 July 2025 - 09:31 WIB

Kapan Lapor Diri PPG 2025 Kemendikbud? Berikut ini Rincian Jadwal Terbarunya!

Tuesday, 8 July 2025 - 09:20 WIB

Kronologi Lengkap! Limbad Ditahan Imigrasi Jeddah Karena Gigi Taring Disebut Syaiton

Saturday, 5 July 2025 - 22:51 WIB

BREAKING NEWS! Gaji PPPK 2025 Akhirnya Cair Bulan Depan, Ada yang Tembus Rp7,3 Juta per Bulan! Cek Rinciannya di Sini

Berita Terbaru

Tahapan dan Jadwal Cairnya BSU 2025 Lewat Bank Mandiri

Berita

Tahapan dan Jadwal Cairnya BSU 2025 Lewat Bank Mandiri

Wednesday, 9 Jul 2025 - 14:42 WIB