Perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) dan Total Inventory Cost (TIC) merupakan hal penting dalam manajemen persediaan. EOQ membantu perusahaan menentukan jumlah optimal barang yang dipesan untuk meminimalkan biaya penyimpanan dan pemesanan. Sementara TIC menunjukkan total biaya yang dikeluarkan perusahaan terkait persediaan.
Berikut ini contoh perhitungan EOQ dan TIC untuk PT. XYZ, sebuah perusahaan semen yang membutuhkan 10.000 kg bahan baku per tahun. Biaya pemesanan setiap kali pembelian adalah Rp 50.000, biaya penyimpanan Rp 1.000 per kg/tahun, dan harga per unit Rp 5.000.
Menghitung Economic Order Quantity (EOQ)
EOQ adalah jumlah optimal barang yang harus dipesan setiap kali untuk meminimalkan total biaya persediaan. Rumus EOQ adalah:
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
EOQ = √(2DS/H)
Dimana:
- D = Permintaan tahunan (10.000 kg)
- S = Biaya pemesanan per pesanan (Rp 50.000)
- H = Biaya penyimpanan per unit per tahun (Rp 1.000)
Substitusikan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus:
EOQ = √(2 * 10.000 kg * Rp 50.000 / Rp 1.000)
EOQ = √1.000.000
EOQ = 1.000 kg
Jadi, jumlah optimal bahan baku yang harus dipesan PT. XYZ setiap kali adalah 1.000 kg.
Menghitung Total Inventory Cost (TIC)
TIC merupakan total biaya yang terkait dengan manajemen persediaan, termasuk biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Rumus TIC adalah:
TIC = (D/Q)S + (Q/2)H + PD
Dimana:
- D = Permintaan tahunan (10.000 kg)
- Q = Kuantitas pesanan (EOQ = 1.000 kg)
- S = Biaya pemesanan per pesanan (Rp 50.000)
- H = Biaya penyimpanan per unit per tahun (Rp 1.000)
- P = Harga per unit (Rp 5.000)
Substitusikan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus:
TIC = (10.000 kg / 1.000 kg) * Rp 50.000 + (1.000 kg / 2) * Rp 1.000 + 10.000 kg * Rp 5.000
TIC = Rp 500.000 + Rp 500.000 + Rp 50.000.000
TIC = Rp 51.000.000
Jadi, total biaya persediaan PT. XYZ per tahun adalah Rp 51.000.000 jika mereka memesan 1.000 kg setiap kali.
Analisis dan Pertimbangan Tambahan
Perhitungan EOQ dan TIC di atas mengasumsikan beberapa hal, seperti permintaan yang konstan dan biaya pemesanan serta penyimpanan yang tetap. Dalam realita, hal ini mungkin tidak selalu berlaku. Fluktuasi harga bahan baku, diskon pembelian dalam jumlah besar, dan keterbatasan ruang penyimpanan bisa mempengaruhi keputusan optimal jumlah pemesanan.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain selain EOQ dan TIC saat membuat keputusan mengenai manajemen persediaan. Analisis sensitivitas terhadap perubahan parameter (misalnya, biaya penyimpanan atau permintaan) juga disarankan untuk memastikan ketahanan model perhitungan.
Sistem manajemen persediaan yang lebih canggih, seperti Just-in-Time (JIT) inventory management, juga dapat dipertimbangkan untuk meminimalkan biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi produksi. Sistem JIT menekankan pada pengadaan bahan baku tepat waktu sesuai kebutuhan produksi, sehingga mengurangi biaya penyimpanan yang signifikan. Namun, sistem ini membutuhkan koordinasi yang sangat baik dengan supplier.
Kesimpulannya, perhitungan EOQ dan TIC memberikan kerangka kerja yang berguna untuk mengoptimalkan manajemen persediaan. Namun, penting untuk mempertimbangkan konteks bisnis dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan yang tepat.