Artikel ini membahas perhitungan persediaan PT DEF pada bulan Juni menggunakan metode FIFO (First-In, First-Out) perpetual dan metode biaya rata-rata periodik. Data persediaan PT DEF diberikan dalam bentuk tabel, mencantumkan tanggal transaksi, keterangan (saldo awal, pembelian, penjualan), jumlah unit, dan harga per unit (dalam ribuan rupiah).
Pertama, kita akan menganalisis perhitungan menggunakan metode FIFO perpetual. Metode ini mengasumsikan barang yang pertama masuk adalah barang yang pertama keluar. Perhitungan dilakukan secara berkelanjutan untuk setiap transaksi penjualan dan pembelian.
Metode FIFO (First-In, First-Out) Perpetual
Pada metode FIFO perpetual, kita melacak setiap transaksi untuk menentukan biaya barang yang dijual (HPP) dan persediaan akhir. Setiap penjualan akan mengurangi persediaan dari pembelian terlama terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Perhitungan Penjualan Juni
Penjualan pada tanggal 10 Juni (200 unit) diambil seluruhnya dari saldo awal. HPP untuk penjualan ini adalah 200 unit x Rp10.000 = Rp2.000.000. Sisa persediaan adalah 100 unit @ Rp10.000 dan 800 unit @ Rp12.000.
Penjualan pada tanggal 15 Juni (500 unit) diambil dari sisa saldo awal (100 unit) dan pembelian tanggal 11 Juni (400 unit). HPP adalah (100 unit x Rp10.000) + (400 unit x Rp12.000) = Rp5.800.000. Sisa persediaan adalah 400 unit @ Rp12.000 dan 500 unit @ Rp13.000.
Penjualan pada tanggal 27 Juni (300 unit) diambil dari sisa pembelian tanggal 11 Juni. HPP adalah 300 unit x Rp12.000 = Rp3.600.000. Sisa persediaan akhir adalah 100 unit @ Rp12.000 dan 500 unit @ Rp13.000.
Persediaan Akhir dan Harga Pokok Penjualan (FIFO Perpetual)
Total Harga Pokok Penjualan (HPP) dengan metode FIFO perpetual adalah Rp2.000.000 + Rp5.800.000 + Rp3.600.000 = Rp11.400.000. Persediaan akhir adalah (100 unit x Rp12.000) + (500 unit x Rp13.000) = Rp7.700.000.
Metode Biaya Rata-rata Periodik
Metode biaya rata-rata periodik menghitung biaya rata-rata dari semua barang yang tersedia untuk dijual selama periode tersebut. Biaya rata-rata ini kemudian digunakan untuk menentukan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan.
Total unit yang tersedia untuk dijual adalah 300 + 800 + 500 = 1600 unit. Total biaya barang yang tersedia untuk dijual adalah (300 x Rp10.000) + (800 x Rp12.000) + (500 x Rp13.000) = Rp19.100.000.
Biaya rata-rata per unit adalah Rp19.100.000 / 1600 unit = Rp11.937,5. Total unit yang terjual adalah 200 + 500 + 300 = 1000 unit. Unit persediaan akhir adalah 1600 – 1000 = 600 unit.
Persediaan Akhir (Biaya Rata-rata Periodik)
Persediaan akhir menggunakan metode biaya rata-rata periodik adalah 600 unit x Rp11.937,5 = Rp7.162.500.
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:
- Harga Pokok Penjualan (HPP) menggunakan metode FIFO Perpetual: Rp11.400.000
- Persediaan Akhir menggunakan metode FIFO Perpetual: Rp7.700.000
- Persediaan Akhir menggunakan metode Biaya Rata-rata Periodik: Rp7.162.500
Perbedaan hasil antara kedua metode ini disebabkan oleh asumsi yang berbeda dalam mengalokasikan biaya barang yang dijual. Metode FIFO lebih sensitif terhadap perubahan harga, sementara metode biaya rata-rata menghasilkan nilai yang lebih stabil.
Penting untuk dicatat bahwa pemilihan metode penentuan harga pokok penjualan dan persediaan bergantung pada kebijakan akuntansi perusahaan dan sifat barang yang diperdagangkan. Faktor-faktor seperti sifat barang (mudah rusak, cepat kadaluarsa), volatilitas harga, dan kompleksitas sistem pencatatan persediaan harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode yang tepat.