Pernikahan di Jombang Sepi Saat Bulan Suro, Ini Mitos dan Kepercayaan yang Masih Diyakini Warga

- Redaksi

Wednesday, 25 June 2025 - 12:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menjelang bulan Suro dalam penanggalan Jawa, sebagian masyarakat di Jombang, Jawa Timur, masih mempercayai pantangan untuk menikah di bulan ini. Keyakinan ini telah turun-temurun diwariskan dan masih dipegang teguh hingga kini.

Pernikahan di bulan Suro diyakini dapat membawa sial, musibah, bahkan perpisahan. Mitos ini begitu kuat sehingga sejumlah desa di Jombang mengalami kekosongan jadwal hajatan selama bulan Suro.

Tidak hanya calon pengantin yang terpengaruh. Para penyedia jasa pernikahan seperti perias pengantin, penyewa tenda, dan katering juga umumnya mengurangi atau menghentikan kegiatan mereka selama bulan Suro.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bulan Suro dianggap sebagai bulan yang sakral dan sarat akan nilai spiritual. Oleh karena itu, bulan ini lebih banyak digunakan untuk kegiatan spiritual seperti laku tapa, selamatan, dan ziarah kubur leluhur, dibandingkan dengan pesta pernikahan.

Baca Juga :  Membangkitkan Kepedulian Pemuda: Grand Final Duta Lingkungan Indonesia 2024 Sukses Digelar

Dampak Mitos Bulan Suro terhadap Pernikahan di Jombang

Dampak nyata dari kepercayaan ini terlihat di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jogoroto, Jombang. Jumlah pendaftaran pernikahan mengalami penurunan signifikan setiap bulan Suro tiba. Bahkan, menurut Kaur Kesra KUA Kecamatan Jogoroto, Wildan, akad nikah di bulan Suro sangat jarang terjadi.

Meskipun demikian, beberapa calon pengantin mencari jalan tengah. Mereka mencatatkan pernikahan di KUA sebelum bulan Suro, lalu menggelar resepsi setelahnya. Hal ini dilakukan untuk menghormati tradisi dan tetap mendapatkan restu keluarga.

Terkadang, akad nikah dilakukan di bulan sebelum Suro dan syukurannya baru dirayakan setelahnya. Hal ini menunjukkan usaha untuk tetap menghargai tradisi sambil memenuhi keinginan untuk menikah.

Baca Juga :  IKN Terus Menjadi Sorotan, AHY Optimis Projek Terealisasi dengan Baik

Makna Bulan Suro dan Pertimbangan Modern

Bulan Suro memiliki makna mendalam bagi masyarakat Jawa, terkait dengan peristiwa Perang Karbala. Meskipun mitos ini tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat tetap terasa kuat.

Terdapat pergulatan antara tradisi, kepercayaan, dan logika modern. Bagi sebagian orang, menikah di bulan Suro tetap dianggap sebagai hal yang pantang dilakukan, meskipun secara agama Islam tidak ada larangannya.

Mitos bulan Suro menjadi salah satu contoh nyata bagaimana warisan budaya tetap hidup dan lestari, bahkan di tengah perkembangan zaman yang pesat. Kepercayaan ini menggambarkan betapa kuatnya akar budaya Jawa dalam kehidupan sehari-hari.

Aspek Sosial dan Ekonomi

Mitos ini juga berdampak pada aspek sosial ekonomi masyarakat. Para pelaku usaha jasa pernikahan mengalami penurunan pendapatan selama bulan Suro. Namun, di sisi lain, permintaan akan jasa terkait ritual keagamaan justru meningkat.

Baca Juga :  Fujifilm Luncurkan GFX100RF, Kamera Digital Lensa Fix Pertama di Seri GFX

Ini menunjukan adanya keseimbangan antara kepercayaan dan aspek ekonomi. Walaupun ada penurunan pendapatan di sektor tertentu, sektor lain justru mendapatkan keuntungan. Ini menjadi dinamika ekonomi yang unik terkait dengan tradisi lokal.

Penting untuk memahami bahwa kepercayaan ini tidak hanya sekadar mitos, tetapi juga refleksi dari nilai-nilai dan sistem kepercayaan masyarakat Jawa yang telah tertanam secara turun temurun.

Pemahaman yang lebih luas tentang tradisi ini akan memungkinkan kita untuk menghargai keberagaman budaya dan menjaga kelestariannya di tengah modernisasi.

Berita Terkait

Ratusan Jemaah Haji Asal Banyuwangi Tertahan di Jeddah Akibat Konflik Iran-Israel, Kini Sudah Ada Jadwal Pulang
Jemaah Haji Asal Malang Hilang di Makkah, Diduga Alami Demensia
RSJ Menur Surabaya Tangani 85 Pasien Kecanduan Judi Online, Termuda Usia 14 Tahun
Pelajar Hilang di Pantai Konang Trenggalek Ditemukan Meninggal Dunia
Iran Tegaskan Tak Ada Gencatan Senjata dengan Israel dan Sekutunya
Porprov Jatim IX 2025: IBCA-MMA Kabupaten Kediri Sabet 3 Emas dan 1 Perak, Prestasi Cemerlang
Ikan di Waduk Cirata Mengandung Merkuri Tinggi, Menteri Trenggono Minta Gubernur Jawa Barat Bertindak
Pencabulan Ayah Kandung di Malinau Terungkap, Korban Akhirnya Berani Melapor

Berita Terkait

Wednesday, 25 June 2025 - 17:00 WIB

Ratusan Jemaah Haji Asal Banyuwangi Tertahan di Jeddah Akibat Konflik Iran-Israel, Kini Sudah Ada Jadwal Pulang

Wednesday, 25 June 2025 - 16:57 WIB

Jemaah Haji Asal Malang Hilang di Makkah, Diduga Alami Demensia

Wednesday, 25 June 2025 - 16:46 WIB

Pelajar Hilang di Pantai Konang Trenggalek Ditemukan Meninggal Dunia

Wednesday, 25 June 2025 - 16:38 WIB

Iran Tegaskan Tak Ada Gencatan Senjata dengan Israel dan Sekutunya

Wednesday, 25 June 2025 - 16:07 WIB

Porprov Jatim IX 2025: IBCA-MMA Kabupaten Kediri Sabet 3 Emas dan 1 Perak, Prestasi Cemerlang

Berita Terbaru

Apakah Palestina Sudah Merdeka?

Pendidikan

Apakah Palestina Sudah Merdeka? Simak Fakta Terbarunya!

Wednesday, 25 Jun 2025 - 17:03 WIB

Jamaah haji yang hilang (Dok. Ist)

Berita

Jemaah Haji Asal Malang Hilang di Makkah, Diduga Alami Demensia

Wednesday, 25 Jun 2025 - 16:57 WIB

Timnas Iran Terancam Dicoret dari Piala Dunia 2026

Olahraga

Timnas Iran Terancam Dicoret dari Piala Dunia 2026

Wednesday, 25 Jun 2025 - 16:56 WIB