SwaraWarta.co.id – Mengapa hak dan kewajiban harus dilaksanakan secara seimbang? Dalam kehidupan bermasyarakat, konsep hak dan kewajiban adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.
Hak adalah segala sesuatu yang seyogyanya kita terima atau nikmati, sedangkan kewajiban adalah tanggung jawab atau beban yang harus kita penuhi.
Mengapa keduanya harus dilaksanakan secara seimbang? Jawabannya terletak pada upaya mencapai kerukunan, ketertiban, dan keadilan sosial di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Mencegah Ketimpangan dan Konflik
Pelaksanaan hak dan kewajiban yang timpang dapat memicu kecemburuan sosial dan konflik. Bayangkan jika seseorang terus menuntut haknya tanpa pernah melaksanakan kewajibannya; ia akan menjadi individu yang merugikan orang lain dan lingkungan. Sebaliknya, terus menerus memenuhi kewajiban tanpa pernah mendapatkan hak yang layak akan menimbulkan rasa tertekan, ketidakpuasan, dan kurangnya motivasi.
Keseimbangan memastikan bahwa setiap individu mendapatkan porsi yang adil. Misalnya, warga negara wajib membayar pajak, dan sebagai imbalannya, mereka berhak menikmati fasilitas umum dan pelayanan negara yang memadai. Hubungan timbal balik ini menciptakan siklus positif: kewajiban yang dipenuhi menghasilkan hak yang dapat dinikmati, dan hak yang terpenuhi mendorong kesadaran untuk melaksanakan kewajiban selanjutnya.
Pendapat Saya: Landasan Kontrak Sosial
Menurut pendapat saya, keseimbangan hak dan kewajiban adalah landasan fundamental dari setiap kontrak sosial. Di mana pun kita berada di rumah, sekolah, kantor, atau negara kita selalu terikat dalam suatu sistem yang menuntut adanya pertukaran. Tanpa keseimbangan, sistem tersebut akan runtuh.
Keadilan hanya dapat terwujud jika setiap orang menyadari bahwa mereka harus memberi sebelum menuntut. Kesadaran ini adalah bentuk kedewasaan berwarga negara.
Menyeimbangkan keduanya berarti kita menghargai hak orang lain (dengan memenuhi kewajiban kita) sekaligus menghormati diri sendiri (dengan menuntut hak yang seharusnya). Dengan demikian, kerangka kehidupan yang tertib, sejahtera, dan saling menghormati akan tercipta. Keseimbangan ini adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang beradab dan berkelanjutan.

















