SwaraWarta.co.id – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Mualem, menyatakan kekecewaannya atas kabar hilangnya 80 ton bantuan logistik untuk korban bencana hidrometeorologi di wilayah tengah Aceh.
Pernyataan ini memicu respons dari pemerintah daerah dan menimbulkan pertanyaan mengenai akurasi informasi serta transparansi penyaluran bantuan.
Kabar Hilangnya Bantuan 80 Ton di Bener Meriah
Dalam konferensi pers di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (10/12/2025) malam, Gubernur Mualem mengaku menerima laporan tersebut, meski menyebutnya sebagai “berita burung” atau informasi yang belum divalidasi.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyatakan bahwa bantuan dari pemerintah dan donatur sebenarnya telah diturunkan secara maksimal ke Kabupaten Bener Meriah, yang menjadi titik distribusi utama karena memiliki bandara operasional.
Namun, Mualem menekankan bahwa efektivitas bantuan sangat bergantung pada ketepatan sasaran di lapangan. “Saya dengar berita burung, ada 80 ton (bantuan) hilang entah kemana… banyak donatur-donatur yang menyumbangkan, tetapi ya seperti itu, tidak tepat kepada sasaran,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, ia berencana melibatkan Pangdam Iskandar Muda dan Kapolda Aceh untuk mengecek kebenaran informasi ini.
Tanggapan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah
Pernyataan Gubernur Mualem langsung ditanggapi oleh pejabat di Bener Meriah:
- Penjelasan Administratif: Kepala Pusat Data dan Informasi Posko Bencana Bener Meriah, Ilham Abdi, membantah adanya bantuan yang hilang dari gudang logistik resmi. Ia memastikan semua logistik yang masuk dan keluar tercatat dengan baik. Logistik yang dialamatkan untuk masyarakat Bener Meriah diambil dari gudang kargo Bandara Rembele yang dikendalikan oleh TNI AU, lalu dibawa ke gudang posko dengan pengawalan.
- Respons Bupati: Bupati Bener Meriah, Tagore AB, menanggapi dengan nada sedikit berselisih. Saat dikonfirmasi, ia menyatakan tidak mengerti maksud kata “tidak adil” yang disampaikan Gubernur dan mengatakan mungkin Gubernur “salah ngomong”. Tagore juga mengungkapkan bahwa pihaknya masih menelusuri beberapa kiriman bantuan, seperti 20 ton beras dari Kementerian Transmigrasi, yang dilaporkan belum diterima.
Penelusuran dan Harapan ke Depan
Gubernur Mualem menegaskan bahwa meski kabar ini masih berupa rumor, kebenarannya harus diselidiki. “Kita cek dulu apa betul atau tidak… Nanti bersama-sama ini ada pak Pangdam, ada pak polisi apakah betul atau tidak,” tegasnya.
Ia juga secara khusus meminta kepada Bupati Tagore dan semua relawan di lapangan untuk menjamin penyaluran bantuan yang adil dan tepat sasaran.
Hal ini penting agar bantuan dari berbagai pihak benar-benar sampai kepada masyarakat terdampak bencana yang masih membutuhkan.
Insiden ini menyoroti pentingnya koordinasi dan transparansi data dalam penanganan bencana berskala besar. Meski ada perbedaan informasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten, langkah pengecekan bersama TNI-Polri diharapkan dapat memberikan kejelasan dan memastikan bantuan menyasar kepada yang paling membutuhkan.

















