Revisi Aturan Presidential Threshold: Wakil Ketua Baleg DPR Soroti Kualitas dan Kaderisasi Capres

- Redaksi

Sunday, 12 January 2025 - 18:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Dari dunia politik dan pemerintahan, Wakil Ketua Badan Legislasi atau Baleg DPR, Ahmad Doli Kurnia, menilai bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait aturan presidential threshold memerlukan penyesuaian lebih lanjut.

Ia menekankan pentingnya penghapusan ambang batas syarat calon presiden (capres) sebesar 20 persen dari total kursi DPR agar diatur ulang melalui mekanisme yang tepat.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Doli menyampaikan bahwa aturan presidential threshold harus dirancang untuk mencegah kemunculan partai politik baru yang belum memiliki pengalaman mencalonkan capres.

Menurutnya, keberadaan aturan ini akan memastikan bahwa calon presiden yang diusung memiliki kualitas yang baik serta dukungan politik yang kuat dari DPR dan koalisi partai politik.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pencalonan capres dapat dilakukan oleh siapa saja, baik dari kalangan kader partai maupun nonkader.

Baca Juga :  Seorang Ayah Tega Buang Anaknya di Pasar Kebayoran Lama, Kondisinya Bikin Miris

Namun, ia menekankan bahwa proses pencalonan tetap harus melalui prosedur yang terukur dan sesuai aturan.

Doli juga menyoroti pentingnya memperhatikan sistem kaderisasi dalam partai politik.

Menurutnya, putusan MK terkait penghapusan presidential threshold dapat memicu lahirnya banyak partai politik baru menjelang tahapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029.

Hal ini, katanya, berpotensi menimbulkan masalah, seperti meningkatnya praktik transaksi politik, politik sandera-menyandera, dan terganggunya konsolidasi pemerintahan.

Ia menilai bahwa pengaturan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan demokrasi dalam tubuh partai politik berjalan dengan baik.

Sistem kaderisasi yang kuat, menurutnya, akan membantu melahirkan capres berkualitas yang mampu menjalankan pemerintahan secara efektif.

Ahmad Doli Kurnia juga mengingatkan bahwa putusan MK yang mengabulkan uji formil terhadap Undang-Undang Pemilu tentang syarat pencalonan capres harus ditindaklanjuti dengan revisi aturan oleh DPR.

Baca Juga :  29 Musisi Ternama Ajukan Gugatan Terkait Hak Cipta ke MK

Revisi ini, kata Doli, perlu dilakukan melalui pembahasan di Baleg DPR atau Komisi II DPR.

Putusan MK tersebut memberikan kewajiban kepada DPR untuk melakukan penyesuaian terhadap Undang-Undang Pemilu.

Hal ini bertujuan agar aturan yang berlaku dapat mendukung perkembangan demokrasi yang sehat dan terstruktur, sekaligus mencegah dampak negatif dari penghapusan presidential threshold.

Doli menilai bahwa tanpa adanya aturan yang jelas, situasi politik dapat menjadi semakin kompleks.

Ia mengkhawatirkan potensi meningkatnya praktik politik transaksional yang dapat merusak integritas sistem demokrasi.

Menurutnya, politik transaksional dapat menghambat jalannya pemerintahan yang efektif dan merusak kepercayaan publik terhadap proses politik.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Pemilu harus dirancang dengan mempertimbangkan keseimbangan antara membuka peluang demokrasi dan menjaga kualitas capres yang diusung.

Baca Juga :  Polda Metro Jaya Kerahkan 1.676 Personel Amankan Aksi KSPI di KPU

Ahmad Doli Kurnia menekankan bahwa putusan MK terkait presidential threshold memerlukan pengaturan ulang yang matang.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pencalonan capres tidak hanya terbuka, tetapi juga tetap memperhatikan kualitas dan dukungan politik yang memadai.

Ia juga menegaskan pentingnya membangun demokrasi yang sehat melalui sistem kaderisasi partai politik yang kuat.

Dengan langkah ini, diharapkan sistem politik Indonesia dapat berkembang lebih baik tanpa terjebak dalam praktik politik transaksional yang merugikan.

Revisi aturan pemilu menjadi langkah penting bagi DPR untuk menjawab tantangan yang muncul dari putusan MK.

Dengan demikian, proses demokrasi di Indonesia dapat berjalan lebih terstruktur dan mendukung lahirnya pemimpin berkualitas di masa depan.***

Berita Terkait

Kapan Jadwal Puasa Bulan Rajab 2025? Berikut Catat Tanggalnya dan Manfaatnya!
Resep Ayam Goreng Bawah Gurih
Klarifikasi Info Taspen: Tidak Ada Kenaikan Gaji Pensiunan 2025
UMP DKI Jakarta 2026: Proses, Prediksi, dan Potensi Besarannya
Pemerintah Alihkan Subsidi LPG 3 KG ke DME, Upaya Tekan Ketergantungan Impor
Thailand dan Kamboja Memanas: Ketegangan Perbatasan Memicu Saling Serang!
Update Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir dan Longsor di Sumatera
Benarkah 80 Ton Bantuan Hilang di Bener Meriah?

Berita Terkait

Wednesday, 17 December 2025 - 15:15 WIB

Kapan Jadwal Puasa Bulan Rajab 2025? Berikut Catat Tanggalnya dan Manfaatnya!

Monday, 15 December 2025 - 17:02 WIB

Klarifikasi Info Taspen: Tidak Ada Kenaikan Gaji Pensiunan 2025

Monday, 15 December 2025 - 14:28 WIB

UMP DKI Jakarta 2026: Proses, Prediksi, dan Potensi Besarannya

Sunday, 14 December 2025 - 16:19 WIB

Pemerintah Alihkan Subsidi LPG 3 KG ke DME, Upaya Tekan Ketergantungan Impor

Saturday, 13 December 2025 - 15:30 WIB

Thailand dan Kamboja Memanas: Ketegangan Perbatasan Memicu Saling Serang!

Berita Terbaru

Mengenal 3 Sandi Pramuka

Pendidikan

Mengenal 3 Sandi Pramuka yang Paling Sering Digunakan

Wednesday, 17 Dec 2025 - 14:54 WIB

Cara Cetak Kartu NPWP

Teknologi

Cara Cetak Kartu NPWP Sendiri: Mudah dan Cepat!

Wednesday, 17 Dec 2025 - 14:30 WIB