Pencegahan Penularan HIV
SwaraWarta.co.id – HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat berkembang menjadi AIDS jika tidak ditangani.
Meski belum ada obatnya, penularan HIV bisa dicegah dengan langkah-langkah tepat. Berikut cara efektif mencegah penularan HIV yang perlu diketahui.
Penggunaan kondom lateks atau poliuretan saat berhubungan intim adalah cara paling efektif mencegah penularan HIV melalui seks. Kondom bertindak sebagai penghalang fisik, mengurangi risiko pertukaran cairan tubuh yang mengandung virus. Pastikan kondom digunakan sejak awal hingga akhir hubungan, baik melalui vaginal, anal, maupun oral. Hindari kondom berbahan dasar alami (seperti kulit domba) karena kurang efektif menahan virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengetahui status HIV diri sendiri dan pasangan sangat penting. Tes HIV rutin membantu mendeteksi infeksi sejak dini, memungkinkan pengobatan ARV (Antiretroviral) segera untuk menekan jumlah virus. Jika hasil tes negatif, Anda bisa mengambil langkah pencegahan lebih ketat. Banyak klinik atau layanan kesehatan menyediakan tes HIV gratis dan rahasia.
PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis) adalah obat konsumsi harian untuk orang berisiko tinggi tertular HIV, seperti pasangan dari ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) atau pengguna narkoba suntik. PrEP dapat mengurangi risiko infeksi hingga 90%. Sementara PEP (Post-Exposure Prophylaxis) dikonsumsi maksimal 72 jam setelah terpapar HIV (misalnya akibat kondom robek), untuk mencegah replikasi virus.
HIV dapat menular melalui darah, termasuk penggunaan jarum suntik bekas. Pastikan selalu menggunakan jarum steril, terutama bagi pengguna narkoba suntik atau saat melakukan tato dan tindik. Program syringe exchange (tukar jarum) tersedia di beberapa fasilitas kesehatan untuk mengurangi risiko ini.
Bagi ODHA, konsumsi ARV secara teratur dapat menurunkan viral load hingga tidak terdeteksi. Kondisi ini disebut Undetectable = Untransmittable (U=U), artinya risiko penularan ke pasangan hampir nol. Perawatan ini juga meningkatkan kualitas hidup penderita HIV.
Kurangnya pengetahuan tentang HIV sering menjadi penyebab penularan. Diskusikan riwayat kesehatan, status HIV, dan praktik seks aman dengan pasangan. Hindari stigma terhadap ODHA, karena diskriminasi justru menghambat upaya pencegahan dan pengobatan.
Ibu hamil dengan HIV perlu mengonsumsi ARV untuk mencegah transmisi ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Dengan terapi yang tepat, risiko penularan turun hingga di bawah 1%.
Pencegahan HIV memerlukan kesadaran dan disiplin dalam menerapkan langkah-langkah protektif. Kombinasikan penggunaan kondom, tes rutin, dan akses ke pengobatan modern seperti PrEP/ARV untuk meminimalkan risiko. Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk rekomendasi yang sesuai kondisi Anda. Dengan edukasi dan tindakan tepat, penularan HIV bisa dikendalikan secara signifikan.
SwaraWarta.co.id - Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa alam menciptakan pola yang begitu mirip pada makhluk hidup…
SwaraWarta.co.id – Mengapa kita tidak boleh terlalu mencintai dunia dan melalaikan akhirat? Pernahkah Anda merasa…
SwaraWarta.co.id – Disimak soal berikut, jelaskan dampak yang terjadi jika predator atau mangsa mengalami peningkatan…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana dampak perbedaan waktu bagi masyarakat Indonesia? Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar, membentang…
SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara menjaga agar tulang kita tetap sehat. Tulang adalah kerangka penopang…
SwaraWarta.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat terkait maraknya penipuan berkedok…