KAI Perkuat Transportasi Hijau dengan Dekarbonisasi untuk Kurangi Emisi Karbon

- Redaksi

Sunday, 2 March 2025 - 16:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KAI (Dok. Ist)

KAI (Dok. Ist)

SwaraWarta.co.id – PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan transportasi yang ramah lingkungan dengan menerapkan dekarbonisasi untuk mengurangi emisi karbon.

Menurut Executive Vice President UPT Balai Yasa Manggarai KAI, Idrus Fauzi, berbagai inovasi telah dilakukan untuk mewujudkan transportasi yang lebih hijau.

Dalam acara Ngariung and Sustainability Tour yang bertema “Dekarbonisasi Sektor Transportasi: Tantangan dan Peluang”, Idrus menekankan pentingnya kolaborasi antara KAI, komunitas, akademisi, NGO, serta berbagai pihak lainnya.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Berbagai inovasi dalam menghadirkan transportasi ramah lingkungan dilakukan,” kata Executive Vice President UPT Balai Yasa Manggarai KAI Idrus Fauzi dalam Ngariung and Sustainability Tour dengan tema Dekarbonisasi Sektor Transportasi, Tantangan dan Peluang, yang digelar KAI bersama Indonesian Society of Sustainability Professionals (ISSP) sebagaimana keterangan di Jakarta, Minggu.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa KAI telah mengimplementasikan sejumlah langkah strategis untuk mengurangi emisi karbon.

Salah satunya adalah dengan penggunaan bahan bakar biodiesel B40 pada lokomotif, yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Baca Juga :  Pemilik Rental Mobil Sebut Telah Blacklist Orang Pati karena Hal Ini!

Selain itu, KAI juga mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan dengan memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di beberapa lokasi operasional.

Upaya digitalisasi juga menjadi fokus utama dengan penerapan sistem paperless office melalui Rail Document System (RDS) dan teknologi pengenalan wajah (face recognition) yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga mengurangi penggunaan kertas.

Sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan, KAI juga mengadopsi konsep bangunan hijau (green building) yang telah mendapatkan sertifikasi EDGE.

Program penghijauan melalui penanaman pohon serta pengelolaan limbah terus dilakukan guna mendukung ekosistem yang lebih sehat.

Upaya ini membawa hasil positif, terbukti dengan pencapaian KAI yang mendapatkan skor ESG 41 dari S&P Global dan penghargaan bintang empat Indonesia Sustainability Award 2025 atas implementasi ESG dan pemberdayaan masyarakat terbaik.

Dalam hal efisiensi emisi, kereta api memiliki keunggulan dibandingkan moda transportasi lainnya.

Satu rangkaian kereta dapat menggantikan 160 mobil atau 560 sepeda motor, yang jika dibandingkan, emisi kereta api hanya 41 gram CO₂ per orang per kilometer, jauh lebih rendah dibandingkan emisi kendaraan pribadi yang mencapai 192 gram CO₂.

Baca Juga :  Perancis Rebut Peringkat Ketiga UEFA Nations League 2024/25 Usai Kalahkan Jerman 2-0

Dalam sektor angkutan barang, satu rangkaian KA barang bermuatan 3.050 ton hanya menghasilkan 4.563 kg CO₂e per kilometer, jauh lebih rendah dibandingkan 144 truk trailer yang menghasilkan 49.462 kg CO₂e per kilometer.

Meskipun upaya menuju transportasi ramah lingkungan terus dilakukan, masih ada berbagai tantangan yang harus dihadapi.

Salah satunya adalah tingginya biaya investasi untuk pengembangan teknologi ramah lingkungan, termasuk elektrifikasi jalur kereta yang masih membutuhkan pendanaan besar.

Penggunaan biodiesel B40 juga masih dalam tahap uji coba dan memerlukan penyesuaian teknis sebelum dapat diterapkan secara luas di seluruh sarana lokomotif.

Sebagai bagian dari roadmap menuju Net Zero Emission (NZE) 2060, KAI terus mengembangkan teknologi Green Train yang mencakup lokomotif hibrida dan listrik serta penerapan berbagai inovasi efisiensi energi lainnya.

Menurut data dari ITDP dan ICCT (2025), peningkatan penggunaan transportasi berbasis rel berpotensi mengurangi 66–125 ton CO₂ per penumpang-km per hari di wilayah Jabodetabek.

Baca Juga :  PUBG Mobile Rilis Pembaruan 3.7: Golden Dynasty dengan Mode, Map, dan Fitur Baru

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesiapan infrastruktur dan fasilitas transportasi publik yang memadai untuk mendukung peralihan dari kendaraan pribadi ke kereta api.

Fitria Wulandari, seorang pengguna Commuter Line yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, berbagi pengalamannya tentang pentingnya kesadaran masyarakat dalam memilih transportasi rendah karbon.

Menurut perhitungannya, perjalanan Bekasi-Jakarta sejauh 30 km dengan kereta api hanya menghasilkan emisi karbon sebesar 2,4 kg CO₂ per hari, jauh lebih rendah dibandingkan mobil pribadi yang mencapai 12 kg CO₂ per hari.

Namun, ia juga menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi pengguna Commuter Line, seperti kondisi berdesakan, gangguan perjalanan, serta keterbatasan fasilitas integrasi antara stasiun dan moda transportasi lainnya.

Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, KAI terus berusaha menghadirkan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Meski masih menghadapi tantangan dalam hal investasi dan infrastruktur, langkah-langkah strategis yang dijalankan menunjukkan bahwa kereta api dapat menjadi solusi utama dalam mengurangi emisi karbon dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Berita Terkait

Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu 2025: Mengacu UMP dan Tunjangan Proporsional
Apakah PPPK Paruh Waktu Masuk ASN?
Apakah JNE Buka Hari Minggu? Ini Jadwal dan Layanan yang Tersedia!
Dana PIP September 2025 Telah Cair: Cek Penerima dan Manfaatnya!
Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Jadi Incaran Indonesia, Meski Fokus Non Tempur Tetap Dikenal Punya Daya Tempur yang Kuat
Bukan Sekadar Wacana, Indonesia Bisa Manfaatkan Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Jadi Kekuatan Tempur Laut Karena Faktor Ini
Jet Tempur KF-21 Boramae Buatan Korea Selatan–Indonesia Disebut Bisa Guncang Negara Adidaya, Ini Alasan Utamanya
Gempar! Turki Tiba-Tiba Percepat Proyek Jet Tempur KAAN, Media Internasional Nilai Bisa Menguntungkan Indonesia
Tag :

Berita Terkait

Monday, 15 September 2025 - 10:19 WIB

Besaran Gaji PPPK Paruh Waktu 2025: Mengacu UMP dan Tunjangan Proporsional

Sunday, 14 September 2025 - 16:47 WIB

Apakah PPPK Paruh Waktu Masuk ASN?

Sunday, 14 September 2025 - 16:18 WIB

Apakah JNE Buka Hari Minggu? Ini Jadwal dan Layanan yang Tersedia!

Sunday, 14 September 2025 - 15:01 WIB

Dana PIP September 2025 Telah Cair: Cek Penerima dan Manfaatnya!

Sunday, 14 September 2025 - 13:37 WIB

Kapal Induk Giuseppe Garibaldi Jadi Incaran Indonesia, Meski Fokus Non Tempur Tetap Dikenal Punya Daya Tempur yang Kuat

Berita Terbaru