SwaraWarta.co.id – Apakah TBC bisa sembuh? Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini umumnya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke organ tubuh lain seperti kelenjar getah bening, tulang, ginjal, hingga otak.
Pertanyaan yang sering muncul adalah, “Apakah TBC bisa sembuh total?” Jawabannya adalah YA, TBC bisa disembuhkan secara total, asalkan pasien menjalani pengobatan dengan disiplin dan tuntas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Memahami TBC dan Gejalanya
Sebelum membahas penyembuhan, penting untuk mengenali gejala TBC. Gejala umum TBC paru meliputi:
- Batuk berkepanjangan (lebih dari 2-3 minggu), sering disertai dahak atau darah.
- Demam, terutama di malam hari.
- Keringat malam tanpa aktivitas fisik.
- Penurunan berat badan drastis tanpa sebab yang jelas.
- Nafsu makan menurun.
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
- Kelelahan dan badan terasa lemas.
Jika TBC menyerang organ lain (TBC ekstra paru), gejala yang muncul bisa bervariasi tergantung lokasi infeksi, misalnya pembengkakan kelenjar getah bening pada TBC kelenjar atau nyeri punggung pada TBC tulang belakang.
Kunci Kesembuhan: Pengobatan yang Tuntas dan Disiplin
Pengobatan TBC melibatkan konsumsi beberapa jenis obat antituberkulosis (OAT) dalam jangka waktu tertentu, biasanya 6 hingga 12 bulan. Durasi pengobatan ini dibagi menjadi dua tahap:
- Tahap Awal (Intensif): Berlangsung sekitar 2 bulan, di mana pasien harus minum obat setiap hari.
- Tahap Lanjutan: Berlangsung 4-10 bulan (tergantung kasus), dengan frekuensi minum obat yang lebih jarang, biasanya 3 kali seminggu.
Kunci utama keberhasilan pengobatan TBC adalah kepatuhan pasien dalam minum obat secara teratur dan tidak berhenti di tengah jalan, meskipun gejala sudah membaik atau hilang. Mengapa demikian? Jika pengobatan tidak tuntas, bakteri TBC dapat menjadi kebal terhadap obat (resistensi obat), yang dikenal sebagai TBC resistan obat (TB MDR atau XDR-TB). Kondisi ini jauh lebih sulit diobati, membutuhkan kombinasi obat yang berbeda, durasi pengobatan yang lebih lama, dan seringkali efek samping yang lebih berat.
Peran Pengawas Minum Obat (PMO) juga sangat penting dalam memastikan pasien disiplin mengonsumsi obatnya. PMO bisa anggota keluarga, teman, atau petugas kesehatan yang bertugas mengingatkan dan mengawasi pasien.
Pencegahan TBC
Selain pengobatan, pencegahan TBC juga vital. Vaksin BCG diberikan pada bayi untuk mencegah TBC berat.
Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan, ventilasi rumah yang baik, serta menerapkan etika batuk dan bersin dapat membantu mencegah penyebaran bakteri TBC.