Khofifah Tegaskan Tak Setuju dengan Sebutan Anak Nakal, Tekankan Pendidikan Karakter dan Pendekatan Positif

- Redaksi

Friday, 16 May 2025 - 08:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Swarawarta.co.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menolak keras penggunaan istilah “anak nakal” bagi anak-anak yang menghadapi permasalahan perilaku.

Menurutnya, setiap anak merupakan anugerah yang tidak layak dilabeli dengan sebutan negatif, karena justru akan memperburuk kondisi psikologis dan sosial mereka.

“Saya sangat tidak setuju disebut anak nakal. Saya tidak menyebut anak nakal, bagi saya anak itu terlahir putih fitroh,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Kamis (15/5/2025).

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menegaskan bahwa pendekatan edukatif dan positif adalah kunci dalam mendampingi tumbuh kembang anak.

“Sekolah-sekolah ini dapat menjadikan anak menjadi speaker nasionalisme, kebangsaan, dan kenusantaraan,” ungkapnya.

Khofifah menyampaikan bahwa pelabelan negatif terhadap anak hanya akan memperkuat stigma dan menghambat proses pembentukan karakter yang sehat.

Oleh sebab itu, ia mengajak semua pihak, terutama para pendidik dan orang tua, untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata ketika merespons perilaku anak.

Baca Juga :  Briptu Iqbal Anwar Meninggal Dunia, Usai Baku Tembak dengan Kelompok KKB

Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendukung pendidikan karakter, Khofifah menyinggung keberadaan sejumlah sekolah taruna yang telah lama menjadi bagian dari sistem pendidikan di wilayahnya.

Salah satunya adalah SMA Taruna Nala dan Taruna Angkasa yang sudah berdiri sejak masa kepemimpinan Gubernur Soekarwo.

Sekolah-sekolah ini dikenal dengan pendekatan yang menekankan pada kedisiplinan, nasionalisme, dan pembentukan karakter positif di kalangan pelajar.

Selain dua sekolah tersebut, Khofifah juga menyebut adanya SMA Taruna Brawijaya, SMA Bhayangkara, dan SMA Madani yang memiliki visi serupa.

Lebih lanjut, Pemprov Jatim bahkan tengah merancang pembangunan SMA Taruna Pamong Praja yang akan bekerja sama dengan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Rencananya, sekolah ini akan dibangun di Kabupaten Bojonegoro sebagai bentuk perluasan sekolah-sekolah berbasis taruna yang mengintegrasikan pendidikan formal dengan penguatan karakter dan wawasan kebangsaan.

Menurut Khofifah, pendekatan taruna terbukti mampu membentuk kedisiplinan, tanggung jawab, dan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda. Hal ini dinilainya sangat penting sebagai bekal anak-anak dalam menghadapi tantangan masa depan.

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan Kopi Sianida di Pacitan divonis Hukuman Mati

Selain sistem pendidikan, Khofifah juga menekankan pentingnya peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah.

“Guru BK wajib jadi konselor berbasis AI. Analisis karakter bisa keluar kurang dari satu menit,” ujarnya.

Ia menyebut, guru BK memiliki posisi strategis dalam membantu anak memahami dan mengelola masalah pribadi maupun sosial, bukan malah mempermalukan atau menghakimi mereka.

Menurutnya, pendekatan yang empatik dari guru BK dapat menjadi jembatan antara anak dan lingkungan pendidikannya, sehingga masalah yang dihadapi bisa ditangani secara solutif dan mendukung pertumbuhan mental yang sehat.

Khofifah juga menyoroti kebiasaan masyarakat dan lingkungan sekolah yang cenderung membanding-bandingkan anak satu dengan lainnya.

Ia menyebut perilaku ini justru bisa memicu tekanan psikologis dan membentuk rasa rendah diri pada anak.

Baca Juga :  Minyakita di Pasar Tambahrejo Tetap Laris Meski Ada Kasus Pengurangan Takaran

“Saya dengan segala permohonan jangan menyebut anak nakal, dia terlahir suci,” pungkasnya.

Sebaliknya, ia mengajak masyarakat untuk mempercayai potensi setiap anak. Dengan pendekatan yang tepat, setiap anak dapat berkembang menjadi pribadi yang kuat, berkarakter, dan berdaya saing tinggi.

Ia menegaskan bahwa setiap anak memiliki jalan dan prosesnya sendiri. Tugas pendidik dan orang tua adalah mendampingi mereka dengan sabar, bijaksana, dan penuh kasih sayang, bukan dengan menjatuhkan label negatif.

 

Pendidikan karakter yang dilakukan melalui sistem sekolah taruna bukan hanya mencetak siswa berprestasi, tetapi juga membentuk generasi yang tangguh dan memiliki integritas. Hal ini diyakini menjadi fondasi penting dalam membangun masa depan bangsa.

Sebagai penutup, Khofifah menekankan bahwa mencintai anak-anak berarti menerima mereka apa adanya, membimbing mereka tanpa stigma, dan memberikan ruang untuk mereka berkembang menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

Berita Terkait

OMNILUXE Jakarta: Koleksi Eksklusif Jam Tangan Patek Phillipe Asli di Mall Artha Gading
Dunia Hiburan Berduka, Mpok Alpa Meninggal Dunia!
Harga Bitcoin Capai Rekor Tertinggi Didukung Ekspektasi Pelonggaran Moneter dan Reformasi Keuangan AS
Cara Mendapatkan Diskon 50% Tambah Daya Listrik PLN di Momen HUT RI
PPATK Tegaskan Blokir e-Wallet Hanya untuk Dana Ilegal, Bukan Karena Tak Aktif
Apakah Verval Ijazah Harus Melalui Dapodik? Berikut Ini Penjelasannya!
Jakarta Buka Rekrutmen 1.000 Petugas Pemadam Kebakaran: Simak Persyaratannya
Cek Bansos PKH BPNT 2025: Kapan Cair dan Cara Memeriksanya

Berita Terkait

Friday, 15 August 2025 - 18:31 WIB

OMNILUXE Jakarta: Koleksi Eksklusif Jam Tangan Patek Phillipe Asli di Mall Artha Gading

Friday, 15 August 2025 - 14:41 WIB

Dunia Hiburan Berduka, Mpok Alpa Meninggal Dunia!

Thursday, 14 August 2025 - 17:41 WIB

Harga Bitcoin Capai Rekor Tertinggi Didukung Ekspektasi Pelonggaran Moneter dan Reformasi Keuangan AS

Wednesday, 13 August 2025 - 16:44 WIB

Cara Mendapatkan Diskon 50% Tambah Daya Listrik PLN di Momen HUT RI

Tuesday, 12 August 2025 - 14:43 WIB

PPATK Tegaskan Blokir e-Wallet Hanya untuk Dana Ilegal, Bukan Karena Tak Aktif

Berita Terbaru

Cara Menghilangkan Iklan di HP Realme

Teknologi

Cara Ampuh Menghilangkan Iklan di HP Realme dengan Mudah

Saturday, 16 Aug 2025 - 11:37 WIB