Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak cepat merespon bencana tanah longsor yang melanda Kota Ambon, Maluku, pada Minggu, 8 Juni. Bantuan logistik segera dikirim untuk membantu para korban yang terdampak bencana alam tersebut. Respons cepat ini menunjukkan kesigapan pemerintah dalam menangani keadaan darurat.
Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, langsung menginstruksikan Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) untuk segera menyalurkan bantuan. Penanganan dilakukan dengan dua cara, yaitu menerjunkan tim ke lokasi bencana dan mengirimkan bantuan logistik secara langsung.
Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) dikerahkan untuk melakukan asesmen awal dan pendataan korban. Mereka berperan penting dalam proses evakuasi dan membantu warga yang terdampak longsor mendapatkan bantuan yang dibutuhkan secara cepat dan efisien.
Direktur PSKBA, Masryani Mansyur, menjelaskan bahwa pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Tagana Provinsi Maluku untuk mempercepat proses penanganan bencana. Kerjasama antar lembaga ini sangat krusial untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan efektif.
Tim juga membantu membuka akses jalan yang sempat terputus akibat longsor di Jalan Dr. Latumeten. Pembukaan akses jalan ini merupakan langkah penting untuk mempermudah proses evakuasi dan penyaluran bantuan ke daerah yang terisolasi.
Bantuan logistik senilai Rp 54.150.000 telah disalurkan dalam dua tahap. Tahap pertama bernilai Rp 31.131.550, meliputi paket makanan siap saji, lauk pauk, makanan anak, tenda, kasur, selimut, dan perlengkapan lainnya. Bantuan ini difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban.
Tahap kedua senilai Rp 23.120.100 juga mencakup paket-paket kebutuhan dasar serupa, memastikan pasokan bantuan yang berkelanjutan. Semua bantuan disalurkan melalui gudang Dinas Sosial Provinsi Maluku untuk menjamin distribusi yang terorganisir dan efisien.
Bencana longsor tersebut mengakibatkan dampak yang signifikan bagi sekitar 80 warga di beberapa lokasi, yaitu BTN Hative Kecil, Belakang Gereja Sion, dan Lorong Putri di Negeri Batu Merah, Kecamatan Sirimau. Satu korban sempat tertimbun tanah, namun berhasil dievakuasi dengan selamat.
Penanganan bencana ini melibatkan kerjasama lintas sektor, termasuk Dinas Sosial Provinsi Maluku, Tagana, aparat kecamatan dan desa, serta berbagai unsur terkait lainnya. Kerjasama yang efektif antar instansi pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi bencana alam.
Kejadian ini menyoroti pentingnya upaya mitigasi bencana di daerah rawan longsor. Pemetaan wilayah rawan bencana, edukasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana, dan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana perlu ditingkatkan.
Selain itu, evaluasi terhadap respons penanganan bencana perlu dilakukan untuk memastikan efektivitas dan efisiensi bantuan yang diberikan. Hal ini mencakup aspek penyaluran bantuan, koordinasi antar instansi, dan pemenuhan kebutuhan korban secara menyeluruh.
Ke depannya, perlu adanya peningkatan sistem peringatan dini untuk memberikan waktu yang cukup bagi warga untuk melakukan evakuasi sebelum bencana terjadi. Peningkatan infrastruktur dan pelatihan bagi relawan juga penting untuk meminimalkan dampak bencana di masa mendatang.
Kabar duka menyelimuti keluarga besar Ustadz Yahya Waloni dan umat Islam di Indonesia. Ustadz Yahya…
PT Gag Nikel, perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Raja Ampat, Papua Barat Daya, menyatakan…
Wardah, didirikan pada tahun 1995 oleh Nurhayati Subakat, telah mencapai kesuksesan luar biasa sebagai pionir…
PT. Pantang Mundur adalah sebuah perusahaan yang memproduksi dua jenis produk: produk utama dan produk…
Kos kualitas (quality cost) merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memastikan produk atau jasa…
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu’ti, menyatakan dukungannya terhadap Kejaksaan Agung (Kejagung)…