SECARA Umum, Idealisme Menyatakan Bahwa Realitas Terdiri Dari Ide-Ide, Pikiran, Akal (Mind), Atau Jiwa (Selves), Bukan Benda Materi

- Redaksi

Monday, 23 June 2025 - 12:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Idealisme, secara umum, merupakan pandangan filosofis yang menyatakan bahwa realitas pada dasarnya terdiri dari ide-ide, pikiran, akal, atau jiwa, bukan materi. Ini menekankan prioritas pikiran atas materi, dengan gagasan bahwa pikiran mendahului dan membentuk realitas material.

Banyak filsuf telah berkontribusi pada perkembangan idealisme, salah satu yang paling berpengaruh adalah George Berkeley. Pemikirannya yang revolusioner menawarkan pemahaman yang unik dan mendalam tentang hubungan antara pikiran dan realitas.

Pemikiran George Berkeley dan Kontribusinya pada Idealisme

George Berkeley, seorang filsuf Irlandia abad ke-18, menawarkan sebuah sistem filsafat yang dikenal sebagai immaterialisme atau idealisme subjektif. Ia secara radikal menolak keberadaan materi independen dari pikiran.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Realitas sebagai Persepsi (“Esse est Percipi”)

Prinsip sentral dalam filsafat Berkeley adalah “esse est percipi,” yang berarti “ada artinya dipersepsikan.” Baginya, suatu objek hanya ada sejauh ia dipersepsikan oleh suatu pikiran. Pohon hanya ada ketika ada seseorang yang melihat, merasakan, atau memikirkan pohon tersebut.

Baca Juga :  Cara Menghitung IPK SMK, Siswa Wajib Paham

Implikasi dari prinsip ini sangat luas. Jika tidak ada yang mempersepsikan suatu objek, maka objek itu tidak ada. Keberadaan suatu benda sepenuhnya bergantung pada persepsinya.

Penolakan Terhadap Substansi Material

Berkeley menolak konsep substansi material sebagai dasar realitas. Ia berpendapat bahwa konsep materi adalah abstraksi yang tidak berdasar. Semua yang kita alami adalah ide-ide atau persepsi dalam pikiran kita.

Dengan demikian, realitas bukanlah sesuatu yang terpisah dari pikiran, melainkan merupakan konstruksi dari pikiran itu sendiri. Ini merupakan tantangan langsung terhadap pandangan materialisme yang dominan pada masanya.

Peran Tuhan dalam Idealisme Berkeley

Pertanyaan yang muncul adalah: jika realitas bergantung pada persepsi, bagaimana dengan objek yang tidak sedang dipersepsi oleh manusia? Berkeley menjawab pertanyaan ini dengan peran Tuhan.

Baca Juga :  Bagaimana Cara Mensucikan Najis Anjing? Ini Prosedurnya Menurut Hukum Islam

Tuhan, bagi Berkeley, adalah pikiran yang maha mengetahui dan selalu mempersepsikan segalanya. Dengan demikian, keberadaan objek terjamin karena selalu ada dalam persepsi Tuhan, bahkan ketika tidak dipersepsikan oleh manusia.

Implikasi Pemikiran Berkeley pada Pendidikan

Idealisme Berkeley memiliki implikasi signifikan dalam pendidikan. Jika realitas merupakan produk persepsi, maka pengalaman langsung dan interaktif menjadi penting dalam proses pembelajaran.

Pendidikan seharusnya menekankan pengalaman sensorik dan pemahaman individual atas dunia. Siswa bukanlah wadah kosong yang diisi pengetahuan, melainkan subjek aktif yang membangun pemahaman mereka sendiri.

Kontribusi Berkeley dalam Sejarah Filsafat

Pemikiran Berkeley, meskipun kontroversial, memiliki pengaruh yang besar pada filsafat selanjutnya. Ia mencetuskan perdebatan yang mendalam tentang hubungan antara subjek dan objek, pikiran dan realitas, dan peran persepsi dalam membentuk pengalaman manusia.

Baca Juga :  NUPTK Tidak Wajib Lagi, Inilah 10 Persyaratan Calon Peserta PPG Bagi Guru Tertentu Terbaru dari Kemendikdasmen! Calon Guru Wajib Tau

Ia menantang asumsi-asumsi fundamental tentang realitas, membuka jalan bagi perkembangan idealisme transendental Immanuel Kant dan aliran-aliran idealis lainnya.

Bahkan hingga kini, pemikiran Berkeley tetap relevan dan menjadi subjek diskusi dan interpretasi. Ia mengingatkan kita akan kompleksitas realitas dan peran penting pikiran dalam membentuk pemahaman kita tentang dunia.

Meskipun kritik terhadap pemikiran Berkeley ada, kontribusinya dalam menggugat pandangan materialistis dan menyorot pentingnya subjektivitas dalam memahami realitas tetap tak terbantahkan. Ia memberikan warisan pemikiran yang kaya dan terus menginspirasi perdebatan filosofis hingga saat ini.

Berita Terkait

30 SOAL PTS Informatika Kelas 7 Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Tahun 2025
25 SOAL UTS Matematika Kelas 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka Tahun 2025 Lengkap Kunci Jawaban
40 SOAL PTS Informatika Kelas 9 Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Tahun 2025
25 SOAL PTS PAI Kelas 2 Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Tahun 2025
25 SOAL PTS PAI Kelas 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Tahun 2025
KUNCI Jawaban Sulingjar 2025 Paket A Untuk Kepala Sekolah dan Guru SD SMP SMA SMK
151 SOAL dan Kunci Jawaban Sulingjar 2025 PAUD untuk Kepala Sekolah dan Guru
KUNCI Jawaban Sulingjar 2025 Paket C untuk Kepala Sekolah dan Guru
Tag :

Berita Terkait

Monday, 22 September 2025 - 20:08 WIB

30 SOAL PTS Informatika Kelas 7 Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Tahun 2025

Monday, 22 September 2025 - 19:58 WIB

25 SOAL UTS Matematika Kelas 3 Semester 1 Kurikulum Merdeka Tahun 2025 Lengkap Kunci Jawaban

Monday, 22 September 2025 - 19:48 WIB

40 SOAL PTS Informatika Kelas 9 Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Tahun 2025

Monday, 22 September 2025 - 19:28 WIB

25 SOAL PTS PAI Kelas 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban Tahun 2025

Monday, 22 September 2025 - 19:18 WIB

KUNCI Jawaban Sulingjar 2025 Paket A Untuk Kepala Sekolah dan Guru SD SMP SMA SMK

Berita Terbaru

Cara Membuat Surat Sakit yang Efektif untuk Berbagai Keperluan

Teknologi

Cara Membuat Surat Sakit yang Efektif untuk Berbagai Keperluan

Tuesday, 23 Sep 2025 - 06:50 WIB