Mengenal Bubak Kawah, Simbol Restu Orang Tua untuk Anak Sulung Menikah

- Redaksi

Sunday, 29 June 2025 - 16:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SwaraWarta.co.id – Pernikahan dalam adat Jawa terkenal penuh dengan simbol dan makna yang dalam. Salah satu tradisi penting dalam pernikahan Jawa, terutama bagi anak pertama dalam keluarga, adalah Bubak Kawah.

Menurut buku “Menjadi MC Acara Pernikahan” karya Lies Aryati, Bubak Kawah merupakan wujud rasa syukur dan penghormatan orang tua atas pernikahan anak sulung mereka.

Tradisi ini bukan hanya sekadar ritual, tapi juga menggambarkan kasih sayang, restu, dan pengorbanan orang tua kepada anak yang akan memulai kehidupan rumah tangga.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Secara bahasa, “Bubak” berarti membuka atau memulai, sedangkan “Kawah” adalah tempat memasak.

Maknanya, anak pertama dianggap sebagai yang membuka jalan atau memberi contoh bagi adik-adiknya, seperti kawah yang pertama kali digunakan dalam dapur keluarga.

Baca Juga :  6 Resep Menu Sahur untuk Diet yang Sehat dan Mengenyangkan

Dalam tradisi Bubak Kawah, orang tua mempersembahkan beberapa sesaji sebagai ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas kehidupan anak sulung mereka.

Tradisi ini juga sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, sambil memohon berkah agar kehidupan rumah tangga anaknya kelak bahagia dan penuh rezeki.

Biasanya, Bubak Kawah dilakukan saat acara panggih atau temu pengantin. Dalam pelaksanaannya, sesaji Bubak Kawah dipikul oleh seorang pria, lalu pada satu momen tertentu, para tamu atau keluarga diperbolehkan untuk berebut peralatan dapur yang sudah disiapkan sebagai simbol keberkahan.

Tradisi ini hanya dilakukan untuk anak pertama. Anak-anak berikutnya tetap mendapat restu dari orang tua, tetapi tanpa prosesi Bubak Kawah.

Baca Juga :  Cara Mengaktifkan Kembali WhatsApp yang Terblokir Permanen, Coba Sekarang Juga!

Bubak Kawah bukan hanya bagian dari upacara adat, tapi juga menyimpan pesan moral yang kuat: tentang tanggung jawab sebagai anak sulung, cinta orang tua, dan pentingnya memulai rumah tangga dengan restu.

Melestarikan tradisi ini berarti juga menjaga kekayaan budaya bangsa yang sarat nilai kehidupan.

Berita Terkait

Baru Tahu? Begini Cara Pilih Cushion Sesuai Jenis Kulit!
5 Cara Praktis Meningkatkan dan Menghargai Diri Sendiri (Self-Worth)
Cara Mengatasi Anxiety Secara Efektif dan Mandiri!
7 Tips Styling Flat Shoes Wanita untuk Berbagai Kesempatan
Cara Membuat Buket Bunga Sederhana dan Cantik di Rumah
25 Ucapan Selamat Hari Ayah Paling Menyentuh: Ekspresikan Cintamu pada Pahlawan Keluarga
Viral di Media Sosial: Apa Arti Sebenarnya dari Istilah “Mokondo”?
Manfaat Jasa Caregiver bagi Keluarga dengan Anggota Lansia

Berita Terkait

Friday, 28 November 2025 - 13:23 WIB

Baru Tahu? Begini Cara Pilih Cushion Sesuai Jenis Kulit!

Thursday, 27 November 2025 - 18:15 WIB

5 Cara Praktis Meningkatkan dan Menghargai Diri Sendiri (Self-Worth)

Wednesday, 26 November 2025 - 10:36 WIB

Cara Mengatasi Anxiety Secara Efektif dan Mandiri!

Tuesday, 25 November 2025 - 21:51 WIB

7 Tips Styling Flat Shoes Wanita untuk Berbagai Kesempatan

Monday, 24 November 2025 - 16:18 WIB

Cara Membuat Buket Bunga Sederhana dan Cantik di Rumah

Berita Terbaru

Cara Update Windows 11

Teknologi

Cara Update Windows 11: Panduan Lengkap untuk Pemula!

Wednesday, 3 Dec 2025 - 16:32 WIB

Ketua Sidang KIP Tolak Gugatan Ijazah Jokowi

Berita

Ketua Sidang KIP Tolak Gugatan Ijazah Jokowi

Wednesday, 3 Dec 2025 - 16:14 WIB