Tfd6BUC8TSd7TSMoTpW9GUr0BA==

Mengenal Tantrum pada Anak dan Cara Penanggulangannya

Mengenal Tantrum pada Anak dan Cara Penanggulangannya
Mengenal tantrum pada anak dan cara penanggulangannya (Foto: Freepik)


SwaraWarta.co.id - Jika tiba-tiba anak Anda berteriak histeris, menangis kejer, hingga tindakan emosional lainnya yang di luar kendali, Anda tidak perlu khawatir, karena anak sedang tantrum.

Itu bukan kondisi yang tidak normal pada anak, justru sebaliknya sikap seperti itu adalah wajar dan normal bila terjadi pada anak-anak.

Secara harfiah bahasa, tantrum merupakan reaksi emosional yang biasa terjadi pada anak-anak, terutama pada usia prasekolah.

Hal Ini terjadi sebagai sebuah respon yang  kuat terhadap rasa frustrasi, rasa marah, maupun dorongan keinginan yang ingin dicapai tetapi tidak bisa terpenuhi.

Ada beberapa ciri-ciri perilaku tantrum pada anak yang bisa diidentifikasi, misalnya saja:

1. Meluapkan emosi berlebih

Anak Anda mungkin akan menangis sangat kencang, berteriak histeris, bisa juga menggebrak benda yang ada di depannya, atau juga bisa dengan msmelakukan tindakan sedikit ekstrim, seperti misalnya menjatuhkan diri.

2. Komunikasi yang Terbatas

Tantrum pada anak seringkali terjadi ketika anak belum dapat mengekspresikan perasaan atau keinginannya secara verbal kepada orang lain atau orang tuanya sendiri.

3. Biasanya bersifat sementara

Kondisi tantrum biasanya berlangsung hanyq beberapa menit saja, dan berakhir setelah anak sudah bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan atau dirinya merasa jauh lebih tenang setelahnya.

4. Reaksi terhadap batasan

Anak-anak mungkin merasa sangat frustrasi ketika diberlakukan batasan atas dirinya atau ketika permintaannya tidak dapat dipenuhi, maka ia akan bereaksi dengan cara frontal.

Jika tantrum terjadi pada anak Anda, maka para orang tua busa menghadapinya dengan cara:

1. Tetap tenang

Ini sangat penting bagi Anda selaku orang tua untuk menjaga ketenangan saat menghadapi tantrum pada anak.

2. Memahami perasaan anak

Cobalah untuk bisa mengupayakan memahami perasaan anak, jang lupa pula  komunikasikan dengan anak bahwa Anda mendengar apa yang mereka ucapakan.

3. Berikan alternatif lain untuk mengekspresikan diri anak

Coba bantu anak untuk mengekspresikan perasaannya atau keinginannya secara positif.

Coba berikan alternatif lain jika permintaan mereka tidak dapat dipenuhi.

4. Pertimbangkan faktor kelelahan atau kelaparan

Caranya dengan memastikan bahwa anak Anda cukup tidur juga cukup makan, karena kelelahan dan kelaparan bisa jadi salah satu faktor pemicu tantrum.

5. Jangan memberikan hadiah

Sebagai orang tua, hindari memberikan hadiah atau memberi perhatian berlebihan setelah anak tantrum, karena hal ini akan dianggap anak sebagai kemenangan atas trik yant ia lakukan.

Hal ini pula dapat memperkuat perilaku negatif anak.

6. Batasi situasi pemicu

Coba untuk  mengidentifikasi situasi atau hal-hal yang sering memicu tantrum pada anak Anda. Coba upayakan untuk menghindarinya atau menyiapkan anak dengan kondisi yang baik.

7. Coba ajarkan cara mengelola emosi

Anda bisa membantu anak untuk belajar mengenali dan mengelola emosinya secara positif.

Penting untuk diingat para orang tua bahwa tantrum merupakan perilaku normal dari fase tumbuh kembang anak, tetapi jika mereka terus-menerus dan sangat mengganggu, pertimbangkan untuk segerq berkonsultasi dengan ahli kesehatan anak untuk saran yang bisa Anda pakai bila terjadi lagi tantrum.



Dapatkan update berita Indonesia terkini 2024 serta info viral terbaru hari ini dari situs SwaraWarta.co.id melalui platform Google News.

Ketik kata kunci lalu Enter