SwaraWarta.co.id – Gelombang unjuk rasa besar-besaran diprediksi akan mengguncang Ibu Kota dalam waktu dekat.
Ratusan ribu driver ojol (ojek online) dari berbagai platform bersiap menggelar demonstrasi pada tanggal 20 Mei 2025 mendatang.
Aksi ini digagas sebagai bentuk protes terhadap kondisi kerja yang dinilai belum memenuhi prinsip keadilan dan kesejahteraan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Para driver membawa tiga tuntutan utama yang menuntut perbaikan sistem, perlindungan hukum, serta transparansi kebijakan tarif.
Akar Masalah: Kesejahteraan yang Terabaikan
Selama bertahun-tahun, driver ojol menjadi tulang punggung transportasi perkotaan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Namun, di balik kontribusi mereka yang signifikan, banyak pengemudi mengeluhkan pendapatan yang tidak stabil, beban kerja tinggi, serta minimnya jaminan kesehatan dan keselamatan.
Masalah ini semakin diperparah dengan ketiadaan regulasi jelas yang melindungi hak-hak mereka sebagai pekerja lepas.
“Kami bukan robot. Kami butuh kepastian bahwa jerih payah kami dihargai dengan layak,” ujar Andi, salah satu perwakilan driver yang akan turun ke jalan.
Ungkapan tersebut merepresentasikan keresahan ribuan pengemudi yang merasa kebijakan perusahaan dan pemerintah belum berpihak pada nasib mereka.
Tiga Tuntutan Inti yang Diperjuangkan
Dalam aksi yang rencananya akan berlangsung secara massal ini, para driver ojol mengusung tiga poin utama:
1) Tarif yang Adil dan Transparan
Driver menuntut perusahaan platform untuk meninjau ulang kebijakan penetapan tarif.
Selama ini, tarif sering kali dipotong secara sepihak tanpa dialog terbuka. Mereka meminta adanya formula tarif yang mempertimbangkan biaya operasional, inflasi, serta upah layak sesuai standar daerah.
2) Perlindungan Asuransi dan Jaminan Kesehatan
Banyak pengemudi ojol bekerja lebih dari 12 jam sehari tanpa proteksi risiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tuntutan kedua adalah penyediaan asuransi komprehensif yang mencakup biaya pengobatan, cacat tetap, hingga santunan bagi keluarga jika terjadi musibah.
3) Pengakuan Status Hukum sebagai Pekerja
Status driver ojol sebagai mitra kerja—bukan karyawan—menjadi celah bagi perusahaan untuk menghindari kewajiban memberikan tunjangan atau hak cuti. Para pengemudi mendesak pemerintah mengeluarkan regulasi yang mengakui mereka sebagai pekerja formal dengan hak-hak yang dijamin undang-undang.
Dampak dan Respons Pemerintah
Aksi ini diprediksi berdampak signifikan pada layanan transportasi online, terutama di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sejumlah pihak telah mengimbau agar demo berlangsung damai dan tidak mengganggu ketertiban umum.
Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan sedang membahas draft peraturan khusus untuk pekerja gig economy, termasuk driver ojol. “Kami memahami aspirasi mereka.
Namun, perlu waktu untuk menyelaraskan kepentingan semua pihak,” jelas Surya Tjandra, Plt. Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial.
Di sisi lain, perwakilan perusahaan ojol mengklaim telah melakukan evaluasi berkala terkait keluhan driver. “Kami terbuka untuk dialog dan berkomitmen meningkatkan ekosistem kerja sama,” kata Dian Pertiwi, Corporate Communication Manager salah satu platform terkemuka.
Harapan di Balik Aksi Massal
Demo 20 Mei 2025 bukanlah yang pertama kali digelar driver ojol. Sebelumnya, aksi serupa pernah dilakukan pada 2022 dan 2023, tetapi belum membuahkan solusi konkret. Kali ini, para pengemudi berharap tekanan massa dan sorotan media bisa memacu perubahan sistemik.
Masyarakat pun mulai menyadari pentingnya peran driver ojol dalam mendukung mobilitas sehari-hari. Dukungan warganet di media sosial terus mengalir, dengan tagar #AdilUntukOjol menjadi trending di Twitter Indonesia.
Penutup: Menanti Langkah Nyata
Tuntutan driver ojol mencerminkan persoalan struktural di era ekonomi digital.
Tanpa intervensi serius dari pemangku kebijakan, konflik antara perusahaan dan pekerja lepas berpotensi memicu gejolak sosial yang lebih luas.
Semoga aksi 20 Mei 2025 menjadi momentum bagi terciptanya ekosistem kerja yang manusiawi, adil, dan berkelanjutan bagi para pahlawan transportasi online.