SwaraWarta.co.id – Klaten bukan hanya dikenal karena wisata air dan budayanya, tapi juga punya minuman tradisional yang legendaris, yaitu Dawet Bayat.
Minuman ini memiliki cita rasa khas dari perpaduan manisnya gula Jawa dan gurihnya santan kelapa.
Bagi warga Klaten, Dawet Bayat sudah sangat dikenal. Minuman ini merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang dan sudah ada sejak lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu tempat pembuatan dawet yang masih bertahan sampai sekarang ada di Desa Bogem, Kecamatan Bayat. Meski tidak seramai dulu, Dawet Bayat tetap diproduksi dan kini sudah masuk ke generasi keempat.
Salah satu penjual dawet, Andra (30 tahun), yang merupakan generasi ketiga dari keluarganya, mengatakan bahwa cara penyajian dawet tidak banyak berubah sejak dulu.
Cendol dawet Bayat dibuat dari pati onggok (sejenis tepung singkong) menggunakan saringan berlubang. Dahulu, pembuatannya bahkan masih dilakukan secara manual dengan tangan.
Keistimewaan Dawet Bayat tidak hanya pada cendolnya, tapi juga pada santan dan pemanisnya yang terbuat dari gula Jawa.
Untuk menghasilkan rasa yang pas, bahan-bahan seperti kelapa harus dipilih secara khusus, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
Dawet Bayat bisa ditemukan di sepanjang jalan kawasan wisata Bayat. Selain itu, minuman ini juga dijual di pinggir Jalan Solo–Jogja, tepatnya di perbatasan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Dengan harga sekitar Rp4.000 hingga Rp5.000 per gelas, Dawet Bayat sangat cocok dinikmati sebagai pelepas dahaga, terutama saat cuaca panas atau saat berbuka puasa.