SwaraWarta.co.id – Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, angkat bicara soal maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang terjadi pada tahun 2025. Menurutnya, situasi ini dipicu oleh kondisi global yang semakin tidak menentu.
“Perang dagang Amerika-Tiongkok itu pasti dampak ke depan bagi perusahaan Indonesia sangat besar. Dan, itu dipastikan akan meningkatkan perusahaan yang sulit untuk meningkatkan daya saing yang mungkin nanti akan terjadi PHK,” kata Edy saat berbincang dengan sudut parlemen, Kamis (26/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa Amerika dan Tiongkok merupakan dua pasar ekspor utama bagi Indonesia. Jika kedua negara menerapkan tarif impor yang tinggi, maka produk Indonesia jadi kurang kompetitif di pasar global.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Edy juga menyinggung nasib perusahaan padat karya seperti Sritex, yang bergerak di bidang garmen. Ia menyebut, kebijakan impor dari pemerintah turut memperparah kondisi industri ini.
Lebih lanjut, ia menyebut hanya 60 persen alat produksi di perusahaan-perusahaan tersebut yang kini beroperasi. Karena produksi menurun, PHK pun tidak bisa dihindari.
“Hanya 60 persen alat-alat produksi mereka yang digunakan, dan kalau alat produksi turun pasti ada PHK. Maka, ini menjadi sulit perusahaan-perusahaan padat karya Garmen bertahan,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Edy mendesak pemerintah agar mengevaluasi kembali Permendag No. 8 Tahun 2024. Ia meminta agar ada pembatasan impor, khususnya terhadap produk-produk yang merugikan industri dalam negeri.