Pemuda yang terlibat kericuhan (Dok. Ist)
SwaraWarta.co.id – Karnaval untuk merayakan HUT ke-79 RI di Lamongan mengalami kericuhan akibat kesalahpahaman.
Insiden ini terjadi karena ada penonton yang mengenakan kaus perguruan silat. Meskipun ada korban yang dipukul, ia memilih untuk tidak melaporkan kejadian ini, sehingga masalah diselesaikan secara damai.
Baca Juga: Buntut Kasus Pengeroyokan Aipda Parmanto, 13 Pesilat PSHT di Jember Jadi Tersangka
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda M Hamzaid, menjelaskan bahwa setelah insiden tersebut, korban dibawa ke rumah kepala desa setempat.
Namun, korban menolak untuk melaporkan insiden ke polisi. Akhirnya, korban dan panitia sepakat untuk berdamai dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Proses perdamaian ini disertai dengan surat pernyataan dan biaya pengobatan yang ditanggung oleh panitia.
Hamzaid menambahkan bahwa surat pernyataan untuk tidak menuntut secara hukum itu disaksikan oleh Forkompimcam, kepala desa, dan ketua perguruan silat yang terlibat.
“Surat pernyataan untuk tidak menuntut secara hukum ini disaksikan Forkompimcam, Kades Sumberagung, dan ketua masing-masing perguruan,” ungkap Hamzaid saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (1/9).
Ia juga menyebutkan bahwa kasus ini telah berakhir damai. Untuk mendinginkan suasana, Polres Lamongan melakukan patroli di lokasi kejadian dan mengimbau semua pihak untuk tidak terprovokasi oleh video yang beredar.
Kejadian kericuhan berlangsung saat karnaval pada Sabtu, 31 Agustus 2024, sekitar pukul 11.00 WIB, di lapangan Desa Sumberagung, Kecamatan Sukodadi.
Hamzaid menjelaskan bahwa insiden ini bermula dari kesepakatan untuk tidak ada yang memakai atribut perguruan silat, baik peserta maupun penonton.
“Kami imbau kepada semua pihak untuk menahan diri dengan kejadian dalam video yang beredar. Karena permasalahan sudah diselesaikan secara kekeluargaan,” imbaunya.
Namun, seorang pengunjung dari luar desa yang datang menjenguk kakeknya mengenakan kaus salah satu perguruan.
Baca Juga: Seorang Anak 16 Tahun, Dikeroyok Oleh 4 Orang dari Perguruan Silat Hingga Meninggal Dunia
Ketika korban, yang berusia 17 tahun, menonton karnaval dengan atribut tersebut, ia diingatkan. Sayangnya, ia langsung dikerumuni oleh penonton lainnya, dan insiden tersebut akhirnya dilerai oleh panitia.
SwaraWarta.co.id – Bagaimana cara menghargai perbedaan agama di Indonesia? Indonesia, dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika,…
SwaraWarta.co.id - Program Bantuan Sosial (Bansos) dari Kementerian Sosial (Kemensos) terus menjadi harapan bagi masyarakat…
SwaraWarta.co.id - Cegukan adalah refleks umum yang hampir semua orang pernah alami. Biasanya, cegukan hanya…
SwaraWarta.co.id – Ada beberapa cara menonaktifkan Spinjam Shopee. Shopee Pinjam (SPinjam) adalah salah satu fitur…
Lingkungan yang bersih dan tertata adalah salah satu kunci kenyamanan dan kualitas hidup masyarakat. Di…
SwaraWarta.co.id – Bagaimana pendapat bapak ibu terhadap sistem penyelenggaraan ujian tertulis saat ini? Sistem penyelenggaraan…