Emmanuel Macron: Pemimpin Global dengan Tantangan Besar, dari Krisis Geopolitik hingga Kebijakan Kontroversial di Dalam Negeri

- Redaksi

Friday, 11 October 2024 - 18:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja meminta maaf atas keterlambatannya.

Namun, ada alasan kuat yang bisa memaklumi hal ini. Sebagai pemimpin salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, Macron sedang menghadapi berbagai bencana geopolitik, mulai dari krisis di Timur Tengah hingga konflik di Ukraina.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tidak hanya itu, ia juga sedang berjuang menangani krisis politik di dalam negerinya sendiri.

Wawancara ini hampir saja dibatalkan ketika Iran meluncurkan serangan misil ke Israel, yang semakin memperparah konflik di kawasan tersebut. “Saya tidak menduga hari ini akan berjalan seperti ini,” ujar Macron dengan sorot kesedihan di matanya.

Meskipun begitu, topik yang dibahas dalam wawancara ini sangatlah dekat dengan hati Macron.

Sejak menjabat sebagai presiden pada 2017, setelah secara mengejutkan menang di usia 39 tahun sebagai seorang politisi baru, Macron telah berusaha keras untuk mengembalikan posisi Prancis sebagai pusat budaya global.

Baca Juga :  Anggota DPR Dukung Ojol Masuk Daftar Penerima BBM Subsidi

Kita bisa melihat keberhasilan kreatif yang luar biasa dalam penyelenggaraan Olimpiade Paris, yang menampilkan sejarah dan keunggulan budaya Prancis, atau dalam produksi serial Netflix seperti “Emily in Paris” yang menyoroti desain, bahasa, dan karakter khas Prancis.

Bahkan, istri Macron, Brigitte, sempat tampil dalam serial tersebut pada tahun ini.

Landmark budaya semacam itu tentu memperkuat citra Prancis di dunia internasional, tetapi industri hiburan korporat di negara ini juga tak kalah menonjol di panggung global.

Perusahaan media Prancis Banijay berhasil mengakuisisi Endemol Shine, sementara Mediawan muncul sebagai pemain global dengan serangkaian akuisisi besar, termasuk perusahaan produksi milik Brad Pitt, Plan B.

Selain itu, raksasa fashion Prancis seperti LVMH dan Kering juga ikut berinvestasi dalam dunia perfilman.

Baca Juga :  Jusuf Kalla Jelaskan Asal Usul Lahan 340.000 Hektare yang dimiliki Prabowo

Misalnya, agen bakat Hollywood CAA dibeli oleh Groupe Artémis, yang dimiliki oleh bos Kering, François-Henri Pinault. LVMH bahkan meluncurkan 22 Montaigne Entertainment.

Tak ketinggalan, Festival Film Cannes tetap menjadi peluncur film-film besar pemenang Oscar, seperti “Parasite”, “Anatomy of a Fall”, dan tahun ini, “Anora” serta “Emilia Perez.”

Di bawah kepemimpinan Macron, Prancis juga menjadi pionir dalam berbagai isu global yang mendesak.

Prancis menjadi negara pertama yang menerapkan direktif Uni Eropa dengan mewajibkan layanan streaming seperti Netflix untuk berinvestasi dalam produksi lokal.

Selain itu, Prancis juga memainkan peran kunci dalam menginisiasi Undang-Undang Kecerdasan Buatan (AI Act) Uni Eropa, yang menjadi hukum pertama di dunia terkait penggunaan AI.

Namun, di tengah semua pencapaian tersebut, popularitas Macron di dalam negeri justru menurun.

Baca Juga :  FDA Pertimbangkan Vaksin Covid-19 Baru untuk 2025–2026, Fokus pada Varian LP.8.1

Ia mungkin akan dikenang sebagai salah satu presiden paling kontroversial dalam sejarah Prancis, terutama setelah memaksakan perubahan pada sistem pensiun yang tidak populer, menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun.

Sebagai sosok muda yang energik, Macron terpilih dengan mandat perubahan, dan ia sering dibandingkan dengan Barack Obama, baik dari segi pesona maupun kemampuannya berbicara dengan penuh retorika.

Di mata dunia internasional, Macron menjadi contoh menarik dari gaya kepemimpinan Prancis dalam menjalankan bisnis.

Namun, di dalam negeri, pandangan masyarakat terhadapnya lebih kompleks dan beragam.

Dalam peranannya sebagai pemimpin global, Macron harus terus menavigasi berbagai tantangan besar, baik di kancah internasional maupun domestik.

Meskipun langkah-langkahnya di panggung global banyak dipuji, tantangan politik di dalam negeri, seperti reformasi pensiun, menjadi bayang-bayang yang sulit diabaikan dalam karier politiknya.***

Berita Terkait

Pemerintah Jepang Blacklist Pekerja WNI di 2026? Hoaks atau Fakta!
Jangan Lewatkan! Ini Cara Daftar DTKS Agar Bisa Dapat Bantuan Sosial dari Pemerintah
Panduan Lengkap: Cara Daftar BSU 2025 untuk Pemula Agar Tidak Ketinggalan!
Kapan Batas Waktu Pencairan BSU 2025 di Kantor Pos? Berikut Jadwalnya!
Ghozee Konten Kreator Asal Malang Meninggal Dunia
Jangan Sampai Ketinggalan! Ini Cara Daftar Kartu Prakerja 2025 yang Mudah dan Anti Gagal
Mengenal Sosok Tina Talisa yang Ditunjuk Sebagai Komisaris Pertamina Patra Niaga
Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025: Jadwal dan Sorotan Penting

Berita Terkait

Wednesday, 16 July 2025 - 15:31 WIB

Jangan Lewatkan! Ini Cara Daftar DTKS Agar Bisa Dapat Bantuan Sosial dari Pemerintah

Wednesday, 16 July 2025 - 15:11 WIB

Panduan Lengkap: Cara Daftar BSU 2025 untuk Pemula Agar Tidak Ketinggalan!

Sunday, 13 July 2025 - 17:10 WIB

Kapan Batas Waktu Pencairan BSU 2025 di Kantor Pos? Berikut Jadwalnya!

Sunday, 13 July 2025 - 16:54 WIB

Ghozee Konten Kreator Asal Malang Meninggal Dunia

Sunday, 13 July 2025 - 12:18 WIB

Jangan Sampai Ketinggalan! Ini Cara Daftar Kartu Prakerja 2025 yang Mudah dan Anti Gagal

Berita Terbaru